Jakarta –
Calon Gubernur DKI Jakarta (Caguba) No. 2 Dharma Pongrekun mengangkat isu COVID-19 yang menurutnya merupakan agenda tersembunyi pihak asing untuk mengganggu kedaulatan negara.
Ia juga mengatakan tes usap atau reaksi berantai polimerase (PCR) tidak dirancang untuk menguji virus, COVID-19.
“Padahal yang belum banyak kita pahami adalah tes PCR yang digunakan selama ini bukan untuk virus. Jadi hanya untuk mengecek takaran asamnya dan kenapa perlu disuntikkan kenapa tidak diambil dari air liurnya. jika memang ingin dites virusnya,” tambah Dharma.
Hal itu dijawab oleh Plt Kepala Kantor Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi. Menurut dia, berbagai cara dilakukan untuk mendeteksi virus COVID-19, namun yang paling sensitif dan spesifik adalah tes PCR.
Dokter Nadia mengatakan, tes ini dilakukan dengan usapan dari hidung atau tenggorokan karena di situlah banyak ditemukan virus.
“Kita tahu alat diagnostik tersebut juga sudah tervalidasi sebagai alat diagnostik gold standard sehingga tidak diragukan lagi mampu mendeteksi virus yang sedang menginfeksi kita,” ujarnya kepada ANBALI NEWS saat dihubungi, Senin. 2024). ).
“Kita semua tahu caranya, misalnya untuk melihat kuman tuberkulosis, dulu kita menggunakan mikroskop dahak, tapi sekarang bisa menggunakan tes PCR. Tapi kumannya masih terdeteksi. Dan karena dahaknya banyak, kita tetap menggunakan dahak. sampelnya,” sambungnya.
Ia juga mengatakan, peralatan dan lokasi sudah diuji. Selain itu, deteksi kasus menggunakan PCR dapat membedakan orang sakit dan orang sehat untuk mencegah penyebaran infeksi lebih luas.
Tonton video “Dharma Pongrekun Bertanya Tentang Covid-19: Saya Percaya Kepada Tuhan” (suc/kna)