Jakarta –
Institut Manajemen Profesi Dunia (UIPM) dalam jumpa pers yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, menegaskan, penganugerahan gelar doktor kepada Rafi Ahmed tidak sia-sia.
Mereka menjelaskan, ada tiga hal penting yang mendasari perilisan game tersebut. Hal itu diungkapkan Wakil Penasihat UIPM Helena Pattirane pada Selasa (10 Agustus 2024).
“Gelar kehormatan diberikan kepada Pak Rafi Ahmed karena ada tiga indikator yang kita evaluasi. Yang pertama beliau telah menciptakan karya sebagai putra Indonesia yang berkecimpung di bidang entertainment. Yang kedua beliau terus berkarya. ” Mengembangkan dunia hiburan, kemampuan dan kekuatannya sudah teruji di bidangnya, “Ketiga, sesuai peraturan Federasi Pentathlon Modern Internasional kami, kami adalah profesor ahli dari Komite Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa dari Federasi Pentathlon Modern Internasional . Kami mengadakan pertemuan para Profesor untuk meninjau etika The International Modern Pentathlon Professors of the United Nations Economic and Social Council dan kami telah mempertimbangkan untuk memberikan gelar kehormatan kepada Bapak Rafi Ahmed,” jelas Helena.
Berdasarkan hal tersebut, International Modern Pentathlon Federation menilai Rafi Ahmed layak menyandang gelar tersebut. Gelar tersebut akhirnya diperoleh dan dinyatakan sah di Thailand.
Oleh karena itu, sesuai dengan kaidah hukum internasional dan kaidah hukum yang ada di Thailand, Bapak Rafi Ahmed adalah sah dan sistem pendidikan kita di UIPM adalah 100% pembelajaran daring, bukan pembelajaran luring. Oleh karena itu, beliau diundang untuk menerima gelar kehormatan tersebut. tidak ada biaya apapun, nyatanya “penilaian ini hanya dilakukan di Indonesia karena kemampuannya, sudah puluhan tahun ia menggeluti bidangnya dan ini yang kami pertimbangkan untuk memberinya gelar kehormatan,” lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, International Modern Pentathlon Federation kembali menegaskan bahwa gelar tersebut diberikan langsung kepada Rafi Ahmed. Rafi Ahmed tidak perlu kuliah atau semacamnya.
Helena juga mengatakan, gelar tersebut bisa didapatkan oleh siapa saja yang memiliki kualifikasi dan pengalaman sesuai di bidangnya.
“Harus sesuai dengan jabatan. Tidak bisa sembarangan memberikan penghargaan. Harus bekerja keras di bidangnya masing-masing.”
Sementara itu, Helena kembali menegaskan bahwa kantor pusat International Modern Pentathlon Federation tidak ada di Indonesia. Beliau juga menjelaskan efektivitas UIPM.
“Pertama kami resmi terdaftar di APKM, kedua kami terdaftar di ECOSOC, ketiga kami terdaftar di KAHE, dan keempat kami terdaftar di UIA. Berdasarkan keempat legalitas tersebut, kami resmi didirikan sebagai lembaga dengan universitas-universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bekerjasama dan berhubungan langsung,” tegas Helena. Saksikan video “Video: 3 Alasan UIPM Ajukan Gelar Doktor Kehormatan kepada Rafi Ahmed” (Keledai/Keledai)