Batavia –
Dokter memperingatkan bahwa gaya hidup sedentary atau kurang gerak dapat meningkatkan risiko kematian. Dokter spesialis kedokteran olahraga Dr Putra Rizki, SpKO mengatakan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh agar lebih baik.
Berdasarkan survei kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018, jumlah penduduk yang kurang aktivitas fisik mencapai 33,5 persen. Angka ini cukup tinggi dibandingkan negara lain.
“Jika kita memperhitungkan populasi kurang aktif sedentary di Amerika, berdasarkan studi tahun 2017-2020 mungkin mencapai 25,3 persen, sedangkan di Eropa setiap sepertiga orang memiliki perilaku sedentary,” kata Dr. Webinar Putra, Senin (7//10/2024).
Dr. Putra mengatakan, tidak aktif atau terlalu lama duduk dan berbaring dikaitkan dengan berbagai penyakit. Mulai dari penyakit jantung, gangguan metabolisme hingga berakhir dengan kanker.
Jika tidak ditangani dengan baik dan benar, bukan tidak mungkin seseorang akan mengalami kondisi yang lebih parah, yakni komplikasi bahkan kematian.
“Penelitian bisa menyimpulkan mereka yang mengidap penyakit kanker fatal, diabetes, jantung, dll, bagaimana pola gaya hidupnya sebelumnya. Ternyata ini juga menandakan gaya hidup sedentary atau malas,” ujarnya.
Aktivitas fisik yang jarang dapat memperburuk sirkulasi darah. Kondisi ini dapat memengaruhi tekanan darah, mengganggu pemompaan darah ke seluruh tubuh, ketahanan pembuluh darah, dan pada akhirnya berdampak pada kesehatan jantung.
Tak hanya itu, kebiasaan sering berbaring dan jarang bergerak juga dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis, hilangnya massa otot, bahkan nyeri sendi. Olahraga memiliki banyak manfaat dalam meningkatkan kepadatan tulang serta menjaga kekuatan dan massa otot.
“Orang yang banyak duduk berdampak buruk terhadap kepadatan tulang, terutama di bagian selangkangan dan pinggul. Oleh karena itu, mereka yang semakin banyak duduk maka tulangnya menjadi semakin langka,” imbuhnya. Tonton video “Pemeriksaan kesehatan penting untuk mengetahui kesehatan jantung” (avk/suc)