Singkong Diusulkan Dapat Pupuk Subsidi

Jakarta –

PT Pupuk Indonesia (Persero) mengidentifikasi faktor-faktor strategis sebagai upaya optimalisasi penyaluran pupuk bersubsidi. Salah satunya adalah kargo.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Tri Wahudi Saleh memaparkan informasi tersebut pada Forum Group Discussion (FGD) Strategi Peningkatan Produktivitas Singkong dan Kebijakan Dukungan Pupuk Subsidi Bagi Petani di Palembang Selasa (8/10) lalu.

Trai Wahudi mengatakan, Peraturan Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024 memuat sembilan item penerima pupuk bersubsidi, antara lain beras, jagung, kedelai, cabai, bawang putih, tebu, kopi, dan kakao. Sementara pada awal tahun 2024, pemerintah menambah alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton dari awal 4,7 juta ton.

Pendekatan scale-up ini memerlukan upaya optimalisasi untuk memaksimalkan pemanfaatan. Optimalisasi dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kawasan strategis daerah yang berpotensi mengakses pupuk bersubsidi. Diharapkan hal ini berdampak pada optimalisasi penggunaan pupuk bersubsidi, nilai keekonomian, dan pertumbuhan. .Produktivitas pertanian,” kata Tri Vahudi. ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (9/10/2024).

Ia mengatakan, singkong yang memiliki kandungan karbohidrat sama dengan nasi bisa digolongkan sebagai salah satu bahan pangan alternatif. Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbesar kelima di dunia dengan total produksi 18,3 juta ton (2020). 87% dari produksi ini memenuhi kebutuhan nasional.

Sebagian besar atau 97% produksi singkong digunakan untuk pangan. Hal ini menunjukkan bahwa singkong mempunyai peran strategis sebagai penyangga pangan nasional. Untuk itu, kata dia, upaya peningkatan produktivitas singkong harus segera diselesaikan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.

“Komponen pertanian yang berperan dalam meningkatkan produktivitas tanaman adalah pemupukan sesuai kebutuhan tanaman, varietas yang sesuai (ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik) dan pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman),” jelasnya.

Tiga Wahudi mengaku mendapat masukan dari pemangku kepentingan, salah satunya Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), bahwa singkong akan menjadi komoditas yang layak mendapat alokasi pupuk bersubsidi pemerintah. Dengan demikian, kesejahteraan petani, pengembangan industri singkong dalam negeri dan perlindungan ketahanan pangan nasional.

“FGD ini dilakukan untuk mendalami kondisi di lapangan dan merumuskan kebijakan peningkatan produktivitas tanaman singkong serta pemberian pupuk bersubsidi kepada petani singkong sebagai salah satu aspek strategis di wilayah Sumsel,” jelasnya.

TONTON: Pupuk Jokowi Pastikan Pembayaran Utang Rp 10,4 Triliun ke Indonesia

(acd/das)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top