Jakarta –
Ada laporan bahwa pemerintah Bali akan mengeluarkan semua anjing liar dari Bali. Presiden Hindu Dharma Parisada Indonesia (PHDI) Bali Dewa Made Anom membantah informasi tersebut.
Mereka adalah mereka yang usianya sudah menginjak enam tahun, mereka yang sudah menginjak usia enam tahun, mereka yang kehilangan sahabatnya hingga kehilangan nyawanya.
“Kami sedang melakukan proses eliminasi terhadap anjing positif hepatitis, yang mengidap penyakit malaria,” kata Anom di ANBALI NEWSBali, Selasa (15/10/2024).
Anom menjelaskan, alasan dilakukannya euthanasia karena anjing yang positif hepatitis sudah tidak bisa diobati lagi. Jika dibiarkan akan sangat membuat anjing menderita.
“Daripada dia menderita, dia malah disiksa, kami memberinya suntikan mematikan atau euthanasia,” ujarnya.
Anom mengatakan, suntikan mematikan itu juga akan mengikuti prosedur tertentu dan segera dilakukan oleh dokter hewan.
Ia menyayangkan iklan yang menyebutkan PDHI Bali akan membunuh semua anjing liar. Anom menilai masih banyak masyarakat yang belum memahami sepenuhnya hasil pertemuannya dengan Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.
“Karena kami PDHI adalah dinas veteriner, dinas yang mencintai hewan, semua dokter hewan melayani kesehatan masyarakat melalui hewan. Itu adalah misi kami.
Sebelumnya, Plt Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya membantah rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali yang akan memberantas anjing liar. Ada laporan bahwa pemerintah setempat akan membunuh semua anjing liar dengan cara membuangnya.
Mahendra menegaskan, pertemuannya dengan PDHI Bali untuk membahas promosi vaksinasi anjing untuk mencegah penyakit hepatitis, termasuk anjing liar.
Mahendra mengatakan, Senin (14/10) “Belum ada rencana pemberantasan, rencana yang ada saat ini adalah bagaimana meningkatkan vaksinasi pada anjing untuk mencegah penyakit hepatitis, termasuk pada anjing liar.”
Kabar tersebut muncul di ANBALI NEWSbali
Saksikan video ini “Tindak Lanjut Desa Selanbavac Masuk Zona Merah Rabies” (sym/fem)