Boleh-boleh Saja Kok Memberi Anak Minum Teh, Asalkan Catat Imbauan Dokter Ini

Jakarta –

Viral di Instagram di jejaring sosial adalah seruan yang dibagikan banyak netizen untuk tidak memberikan teh kepada anak-anak. Apa pengaruh terlalu banyak teh terhadap kesehatan anak?

Dokter spesialis anak Dr. Ratih Puspita, SpA mengatakan salah satu kendala yang muncul saat memberikan teh pada anak adalah kandungan kafein dan tanin yang ada di dalamnya. Dr. Ratih mengatakan, anak-anak sebaiknya tidak mengonsumsi kafein yang biasanya terdapat pada teh dan kopi.

Kandungan kafein pada teh dapat menyebabkan jantung berdebar pada anak.

“Jika jantung berdetak seperti orang yang gugup, mungkin ada masalah tidur atau anak menjadi cemas,” kata Dr. Ratih saat dihubungi ANBALI NEWS, Jumat (10/11/2024).

Bersama dengan tanin, senyawa ini, menurut Dr. Ratih mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses penyerapan zat besi dalam tubuh. Kebiasaan memberikan teh pada anak setelah makan, terutama makanan kaya zat besi menyebabkan zat besi tidak terserap dengan baik.

Hal ini pada akhirnya meningkatkan risiko anak mengalami kekurangan zat besi. Padahal kadar zat besi masih sangat dibutuhkan anak pada masa pertumbuhannya.

“Tanin menghambat penyerapan zat besi, sehingga salah satu fungsi zat besi adalah membentuk sel darah merah. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, penyerapan zat besi akan terganggu yang pada akhirnya dapat menyebabkan anemia pada anak,” kata dr. Ratih.

“Selain pengaruhnya terhadap darah, zat besi memiliki banyak fungsi seperti rasa, persepsi, dan lain-lain,” lanjutnya.

Namun, orang tua tidak perlu terlalu khawatir dan menjauhkan anak dari teh. Selama teh diberikan dalam porsi yang sesuai dan aturan yang berlaku dipatuhi, anak-anak tetap boleh mengonsumsinya.

Jadi apa aturannya? Spesialis gizi Dr. Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK, AIFO-K, FINEM menjelaskan, orang tua bisa istirahat minimal 1-2 jam antara minum teh dan makan berat.

Selain itu, jangan berikan teh pada anak Anda jika ia baru saja mengonsumsi makanan kaya zat besi. Beberapa jenis makanan tinggi zat besi antara lain daging merah, sayuran berdaun hijau atau gelap, dan kacang-kacangan.

“Jika ingin diberikan kepada anak-anak, sebaiknya pilih teh yang tidak terlalu kental atau pilih teh yang kandungan taninnya lebih sedikit, misalnya teh hijau,” ujar Dr. Raissa jika dihubungi terpisah.

“Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, kiwi, dan stroberi,” ujarnya. Tonton video “Video: IDAI Tidak Sebut Anak Gemuk Sama dengan Sehat” (avk/kna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top