Harusnya Bukan Pertalite, Toyota Agya-Calya Minimal Tenggak Pertamax Cs

Jakarta –

Toyota Agya dan Calya sebaiknya tidak ‘minum’ Pertalite. Disarankan kendaraan LCGC menggunakan bahan bakar minimal RON 92.

Toyota Calya dan Agya masuk dalam segmen mobil ‘terjangkau’. Keduanya, bersama tiga model lainnya, menghidupkan kembali segmen mobil ramah lingkungan berbiaya rendah (LCGC). Meski tergolong ‘murah’, permasalahan bahan bakar justru membuat penggunaan bahan bakar RON 92 kurang bijaksana.

Padahal, rekomendasi penggunaan bahan bakar kendaraan LCGC tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Kendaraan Roda Empat Rendah Emisi. Pasal 4.6 menyatakan bahwa kendaraan LCGC wajib menggunakan tanda informasi konsumsi bahan bakar di bagian dalam tangki bahan bakar dan di sudut bawah jendela belakang dengan tingkat oktan minimal 92 untuk bensin dan nilai setana 51 untuk solar.

Apalagi pada Bab III A tentang indikasi pada ayat 4 Peraturan Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Maju Nomor 29/IUBIT/PER/9/2014 disebutkan bahwa Agya-Calya menggunakan bahan bakar cs. Minimal RON 92.

“Informasi konsumsi bahan bakar sebagaimana dimaksud pada poin 2a adalah sebagai berikut:

– Untuk kendaraan bertenaga yang dilengkapi dengan mesin pengapian busi, gunakan bahan bakar dengan nilai oktan minimal 92.

– Untuk kendaraan listrik dengan mesin pengapian kompresi, menggunakan bahan bakar dengan angka setana (CN) minimal 51. Baca peraturannya. Dampak penggunaan Pertalite pada LCGC

Dengan memperhatikan regulasi tersebut, LCGC sebenarnya mengonsumsi bahan bakar setara Pertamax, Shell Super, BP 92, dan Revvo 92. Namun pada praktiknya, pengguna LCGC kerap menggunakan Pertalite yang justru memiliki kadar RON lebih rendah. Dampaknya tidak serta merta terasa. Namun, seiring berjalannya waktu, penggunaan bahan bakar dengan tingkat RON lebih rendah dari yang direkomendasikan dapat menyebabkan mesin Anda mati.

“Kami tetap merekomendasikan Pertamax karena angka oktannya bagus dan pembakarannya lebih lembut. Misalnya angka oktannya kurang dan pembakarannya kurang bagus, bisa terjadi fenomena knocking dan berbagai macam masalah,” tegas purna jual tersebut. departemen pendukung. CEO Auto2000 Yusuf Bahtiar. Tonton video “Serunya Polisi Kejar Pengemudi Nekat Terjebak di Kap Mesin” (Kering/Kebisingan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top