Jakarta-
Dua menteri Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal nasib berdirinya Badan Pendapatan Negara. Menurut laporan, rencana pembentukan otoritas pajak negara belum terlaksana.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan, saat ini Prabowo akan melantik tiga wakil menteri sekaligus di Kementerian Keuangan. Salah satu wakil menteri, kata Suharso, akan bertugas mengelola pendapatan negara.
Oleh karena itu, ia beranggapan Prabowo tidak akan membentuk otoritas keuangan negara di awal masa jabatannya.
“Iya, saya kira dengan adanya wakil menteri yang membidangi pendapatan negara, saya kira hal tersebut masih akan terjadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Jumat (18/10/2024).
Disinggung apakah lembaganya selaku Kepala Perancang Perencanaan Nasional diundang membahas isu pembentukan otoritas keuangan negara, Suharso enggan. Dia mengatakan, hal itu bisa saja diminta oleh menteri baru yang akan ditunjuk oleh Prabowo nanti. “Kalau begitu tanyakan pada menteri baru,” ujarnya singkat.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga pun mengomentari kabar penghentian sementara Badan Pajak Negara tersebut. Menurutnya, kita harus menunggu keputusan Prabowo nanti, mengingat Sri Mulyani sudah mendapat tiga wakil menteri keuangan. Wakil Menteri Keuangan dijabat oleh Angito Abimanyu yang juga merupakan mantan anggota Kementerian Keuangan.
Sedangkan dua perwakilan Kementerian Keuangan lainnya adalah Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono, keponakan Prabowo.
“Tunggu saja pengumumannya besok. Tunggu saja pengumuman dari Dewan Menteri. Faktanya, wakil menterinya sudah ada tiga,” jelas Airlangga di tempat yang sama.
Kabarnya, tidak terbentuknya otoritas keuangan negara karena Sri Mulyani Indrawati yang ingin diangkat kembali menjadi menteri keuangan di kabinet Prabowo menolak rencana tersebut. Hal tersebut dijelaskan oleh Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Drajad Wibowo.
Sri Mulyani sendiri menjabat sebagai Menteri Keuangan di kabinet Presiden Joko Widodo sejak tahun 2016 dan terus mendukung Jokowi di periode keduanya di kabinet Indonesia maju.
Selama ini penerimaan negara dari pajak dan bea masuk berada di bawah kendali Kementerian Keuangan.
“Yang jelas akan tertunda entah sampai kapan. SMI (Sri Mulyani Indrawati) tidak setuju dengan pemisahan tersebut,” kata Dradjad saat dihubungi ANBALI NEWS.
Saat Sri Mulyani dipanggil ke rumah Presiden terpilih Prabowo Subianto beberapa hari lalu, ia memberikan pernyataan singkat tentang nasib lembaga Badan Pendapatan Negara.
Menurut Sri Mulyani, belum ada rencana untuk memisahkan Kementerian Keuangan menjadi otoritas pajak negara, dan ia menegaskan Kementerian Keuangan adalah salah satunya.
“Tidak ada. Kementerian Keuangan masih satu,” Sri Mulyani, di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024).
Simak videonya, Prabowo menunjuk tiga Wakil Menteri Keuangan untuk mendampingi Sri Mulyani, termasuk Thomas Djiwandono
(hal/jam)