Jakarta –
Saham Nvidia turun 9,5% pada Selasa (3/9), menandai penurunan satu hari terbesar Nvidia dalam sejarah.
Penurunan tersebut menyebabkan kapitalisasi Nvidia turun sebesar USD 279 miliar atau sekitar Rp 4,321 triliun. Di hari yang sama, indeks chip PHLX juga turun 7,75% atau penurunan satu hari terbesar sejak tahun 2020.
Hal ini merupakan indikasi bahwa investor kurang optimis terhadap pengembangan kecerdasan buatan (AI) di tengah maraknya aksi jual menyusul lemahnya kondisi perekonomian global.
Anjloknya saham Nvidia terjadi sehari setelah terungkap estimasi keuangan kuartalannya tidak sesuai ekspektasi investor, demikian ANBALI NEWSINET Reuters, Rabu (4/9/2024).
“Jumlah uang di bidang teknologi dan semikonduktor selama 12 bulan terakhir sangat besar dan membuat perdagangan tidak seimbang,” kata Todd Sohn dari Strategas Securities.
Selain Nvidia, saham Intel juga turun hampir 9% setelah CEO Pat Gelsinger dan sejumlah eksekutif kunci mengungkapkan rencana Intel untuk memperbaiki situasi keuangannya kepada dewan direksi.
Saham Nvidia sebenarnya akan meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2024, seiring dengan pertumbuhan bisnis AI. Pasalnya, chip besutan Nvidia mendominasi pasar chip AI dengan performa yang sangat tinggi, sehingga permintaan chip dari keluarga H100 terus mencapai Nvidia.
Kapitalisasinya telah mencapai 3 triliun USD dan melampaui Apple. Namun mereka belum mampu menyalip Microsoft yang kapitalisasinya saat itu mencapai 3,4 triliun USD. Tonton video “Nvdia dicopot dari jabatannya sebagai perusahaan paling berharga di dunia” (asj/fay)