Deflasi 5 Bulan Berturut, Bukti Kelas Menengah Tak Punya Uang

Jakarta –

Indonesia telah mengalami inflasi selama lima bulan berturut-turut. Terakhir, Badan Pusat Statistik mencatat penurunan bulanan sebesar 0,12% pada September 2024.

Kemunduran perekonomian ini diyakini terkait dengan menurunnya daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah. Meskipun kelas menengah membelanjakan banyak uang untuk makanan, beberapa kebutuhannya menurun.

Kepala Ekonom Center for Economic and Financial Development (Indef) Tauhid Ahmad mencontohkan pembelian mobil dan menurunnya permintaan rumah.

“Kelas menengah itu terlihat dari pembelian kendaraan roda dua, kemarin turun 4,1%, kenaikan pembelian semen juga turun, biasanya di atas 2,5%, kemarin pertumbuhannya sekitar 2% untuk meningkatkan konsumsi,” dia kata. dengar ANBALI NEWS. Sabtu (10/05/2024).

Penurunan tajam juga terjadi pada penggunaan angka kesembuhan (PHK). Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya penurunan kepesertaan BPJS.

“Artinya sebagian besar masyarakat rata-rata berada di kelas menengah, banyak yang bekerja di sektor informal, hanya sedikit yang bekerja di sektor informal. Sekarang mereka tidak mendapat gaji seperti atasan mereka, tapi kalau saya Saya dipecat, berarti saya tidak dibayar,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Economic and Legal Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, penurunan pendapatan masyarakat kelas menengah saat ini menyebabkan tren konsumsi dan tabungan. Selain itu, tingginya biaya juga memaksa masyarakat kelas menengah untuk mendapatkannya melalui pinjaman online (pinjol).

Karena pendapatan tidak mampu memenuhi kebutuhan. Lama kelamaan tabungan turun, utang bertambah, akhirnya permintaan turun sehingga terjadi resesi, ujarnya.

Bhima mengatakan kelas menengah juga menghadapi pengeluaran yang tinggi untuk pajak, barang/jasa, perumahan, pendidikan, dan makanan. Bhima menjelaskan, pendapatan yang tinggi berarti pendapatan pribadi juga turun.

“Turunnya pendapatan masyarakat disebabkan oleh meningkatnya biaya pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, termasuk biaya sewa rumah dan mobil,” jelasnya.

Dalam data BPS, beberapa indikator konsumsi rumah tangga sejalan sehingga menunjukkan masih lemahnya konsumsi masyarakat kelas menengah.

Beberapa indikator tersebut antara lain penjualan sepeda motor pada triwulan tersebut mengalami penyesuaian sebesar 17,24%. Sedangkan penjualan mobil mengalami penurunan sebesar 13,68%. Di sisi lain, penumpang maskapai dan hotel mengalami peningkatan. BPS menunjukkan peningkatan penggunaan di kalangan atas.

Tonton videonya: Lebih dari 9 juta orang miskin jatuh ke dalam kemiskinan. Apa kerugiannya bagi negara?

(ya/fdl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top