Jakarta –
Setelah pandemi COVID-19, jumlah kasus miopia, atau rabun jauh, pada anak-anak meningkat secara global. Hal ini disebabkan aktivitas anak di masa pandemi yang membuatnya sulit lepas dari gadget dan jarang melihat benda jauh.
Dokter Spesialis Mata, dr Feti Karfiati Memed SpM(K) M Kes mengatakan, peningkatan kasus miopia pada anak di Indonesia bervariasi. Ia mengungkapkan pasca wabah, jumlah kasus di Provinsi Jawa Barat saja meningkat sekitar 40%.
“Kasus miopia meningkat pasca pandemi, kenapa? Karena di masa pandemi Covid-19 ini, anak-anak belajar secara online dari rumah. Mereka sering ditemui dengan gadget, laptop, dan ponsel yang terkadang lepas kendali,” kata Dr Fetty kepada a pengarahan media. Rapat digelar pada Senin (10 Juli 2024) di Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Kadang lepas kendali. Gampangnya pakai gadget atau ponsel. Media sosial makin digemari remaja dan anak-anak, sehingga hidupnya selalu tentang ponselnya,” lanjutnya.
Dr Fetty menyarankan agar para orang tua yang ingin mencegah anaknya menjadi rabun jauh, batasi aktivitas elektroniknya.
“Hindari melihat dari jarak dekat. Kalau bawa gadget istirahat 20 menit. Kalau istirahat ngapain? Lihat jarak sekitar 6 meter atau lebih,” tuturnya.
Selain itu, dr Fetty menghimbau para orang tua untuk memberikan aktivitas luar ruangan pada anak untuk mencegah miopia.
“Kalau bisa, anak-anak sebaiknya bermain di luar ruangan lebih dari dua jam sehari. Misalnya berenang, bersepeda, bermain basket, bermain sepak bola,” ujarnya.
Lanjut dr Fetty, orang tua yang anaknya mengalami gangguan penglihatan tetap bisa menggunakan cara-cara di atas. Hal ini dilakukan untuk mencegah kondisi mata anak Anda semakin parah. Tonton video “Peneliti Klaim Temukan Asal Usul COVID-19” (dpy/kna).