Lombok Utara –
Saat ini Gili Meno yang indah sedang menghadapi krisis air. Penduduk pulau harus mengeluarkan uang hingga 60.000 rupee sehari hanya untuk mandi.
Sekitar 260 kepala keluarga di Dusun Gili Meno, Desa Gili Indah, Kecamatan Selamat, Lombok Utara, kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka harus mandi dan mencuci dengan air galon.
Mereka rela membayar Rp 60.000 untuk mandi setiap hari. Kepala Dusun Masroon, Kepala Gili Meno, mengatakan krisis air di wilayahnya sudah berlangsung selama enam bulan terakhir.
Hal ini setelah PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) dan PT Berkat Air Laut (BAL) berhenti beroperasi di Gili Meno. Hingga saat ini, kedua perusahaan tersebut merupakan distributor air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno.
“Kami membeli air dengan harga 15.000 rupee per galon. Kami membutuhkan hingga empat galon air sehari,” kata Mursan pekan lalu.
Mursan mengatakan, warganya membeli galon air dari Kecamatan Selamat di Lombok Utara. Air isi ulang yang dipesan diangkut dengan perahu sebelum didistribusikan ke rumah warga.
“Sekarang ombaknya tinggi. Penyiraman pasti terhambat,” tambah Mursan.
Menurut Mursan, bantuan air Pemerintah (Pemkab) Lombok Utara hanya lima waduk. Setiap waduk menampung 4000 liter dan 5000 liter air. Pasokan air ini kerap menjadi rebutan warga.
Menurut Mursan, warga harus berebut air dengan hotel-hotel di kawasan wisata tersebut.
“Kami kesulitan mendapatkan air untuk hotel. Belum lagi ke puskesmas saja tidak cukup,” lanjutnya.
Ia meminta pemerintah daerah segera mencari solusi konkrit atas krisis air yang dialami masyarakat Lombok Utara. Ia berharap air tanah dari Gili Air juga ikut terbawa ke Gili Meno.
“Kalau tidak memungkinkan, sebaiknya pemerintah membuka perusahaan air minum yang sudah ada,” ujarnya.
Dulu, warga Gili Trawangan juga khawatir akan kembali kesulitan mengakses air bersih setelah izin PT TCN dicabut Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kemenkeu). PT TCN menyuplai air bersih ke Gili Trawangan dan Gili Meno melalui air laut.
Pemprov NTB mengusulkan agar Pemprov Lombok Utara menggunakan pipa bawah air seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) hingga Gili Air. Langkah ini dikatakan sebagai solusi jangka panjang terhadap krisis air bersih di kawasan ini.
“Pemerintah Lombok Utara sebaiknya mempertimbangkan penyediaan air untuk Gili Trawangan dan Gili Meno dari PDAM, seperti yang dilakukan di Gili Air. Anggarannya mungkin tidak cukup, tapi harus diprioritaskan karena pendapatan asli daerah (PAD) terbesar berasal dari Gili Trawangan, kata NTB. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Jamoluddin Maladi.
——-
Artikel ini dimuat di ANBALI NEWSBal.
Tonton video “Naxos di Yunani mengalami krisis air karena banjir turis” (wsw/wsw)