Razia Spa Esek-esek di Bali Diduga Bocor, Begitu Dicek Polisi Tidak Ada

Denpasar –

Serangan terhadap pemandian seks di Bali diduga kerap dilakukan secara tersembunyi. Polisi langsung memeriksa bahwa tidak ada prostitusi di spa tersebut.

Kepolisian Daerah Bali (PULDA) menyebut penyerangan di Pulau Dewata Plus Spa kerap dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Oleh karena itu, dalam penggerebekan, polisi tidak menemukan adanya praktik prostitusi berkedok panti pijat.

Kabid Humas Polda Bali Johnson Avitus Panjaitan mengatakan, publikasi spa yang menawarkan layanan tambahan harus diberi promosi yang tepat.

“Kami beberapa kali melakukan penggerebekan. Masyarakat bilang tidak ada aktivitas di sana (prostitusi di spa) saat kami periksa,” ujarnya awal pekan ini, Senin (21/10).

Dugaan praktik prostitusi berkedok spa kembali terungkap setelah Polda Bali menggerebek Flame Spa dan Pink Palace Bali Spa.

Polisi telah menetapkan lima perempuan sebagai tersangka kasus dugaan prostitusi di Longford. Kelima tersangka tersebut adalah Komisaris Flame Spa née Kate Sristri Sarnantha alias Neetha, Direktur Flame Spa née Med PS, AC Marketing dan RAB, serta née Kadak WHS yang bekerja sebagai resepsionis di spa tersebut.

Selain itu, dua warga negara (WN) Australia yang diketahui bernama MJLG (50) dan LJLG (44) menjadi tersangka dalam kasus Pink Palace Bali Spa. Keduanya adalah suami istri (pastutri).

Menurut Johnson, tidak perlu merencanakan pemeriksaan tambahan kamar mandi. Dia menduga, keterbukaan informasi penggerebekan itu membuat polisi tidak menemukan adanya praktik prostitusi di lokasi sasaran.

Dia menambahkan, “Tidak perlu membuat rencana, itu tugas kami.” Kadang kalau direncanakan malah bocor. Saat kami cek aktivitasnya ternyata tidak ada aktivitas,” imbuhnya.

Johnson berharap publikasi dugaan praktik prostitusi di kedua spa tersebut dapat menjadi pelajaran bagi pemilik bisnis spa lainnya. Dia mencontohkan, penyidik ​​Polda Bali terus berkonsultasi dengan kejaksaan terkait penyelesaian berkas kasus Flame Spa dan Pink Palace Spa Bali.

Ia meminta kepada pengelola Spa Plus Plus yang belum diketahui identitasnya untuk menghentikan aktivitasnya. Menurut Jensen, Polda Bali tidak segan-segan menindak spa yang melakukan praktik prostitusi.

Mudah-mudahan proses hukumnya berdampak pada pelaku kejahatan lainnya, ujarnya.

——-

Artikel ini dimuat di ANBALI NEWSBali. Saksikan “Video: Perburuan sarapan tradisional autentik di Gula Bali di Juglo” (wsw/wsw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top