Badung-
Warga Bali kerap mengeluhkan pelemparan kembang api di Pantai Berawa yang sering diadakan oleh beach club. Namun keluhan warga tidak dihiraukan sama sekali.
Warga Kuta di Bali utara mengeluhkan adanya pertunjukan kembang api WITA setiap pukul 19.00 dari Finnish Beach Club. Namun keluhan warga tidak dihiraukan oleh pihak pengelola beach club.
Kelian Adat Barawa Man Wayan Kumarayasa mengatakan, Rabu (16/10/10) “Surat disampaikan kepada kami melalui pertemuan warga adat Banjar yang menolak menyalakan kembang api. Namun tuntutan kami tidak pernah diindahkan dan kembang api tetap menyala setiap hari. .
Pesta Kembang Api Pantai Berawa belakangan ini menyita perhatian banyak orang. Sebuah video pertunjukan kembang api di kawasan wisata bertepatan dengan acara keagamaan yang diadakan umat Hindu setempat viral di media sosial.
Kumarayasa mengatakan, warga sudah lama mengeluhkan suara kembang api. Menurut dia, pihak pengelola beach club meminta izin kepada polisi untuk menyalakan kembang api di pantai.
Kumarayasa mengatakan, “Setiap kali kami menyampaikan pengaduan kepada pihak manajemen, kami selalu diberikan surat. Surat tersebut menyatakan bahwa petugas telah mendapat izin dari polisi untuk menembakkan petasan. Apa yang dapat kami lakukan?”
Kumarayasa menegaskan, warga setempat tidak pernah keberatan dengan pengembangan kawasannya seiring dengan bertambahnya akomodasi wisata. Namun, kata dia, pengelola resor harus tetap menjadi pusat agar kepentingan dunia usaha dan warga bisa hidup berdampingan dengan nyaman.
Ia juga menyarankan agar pengelola tempat wisata di kawasan Berawa hanya mengadakan pesta kembang api pada acara tertentu.
“Kalaupun sudah mendapat persetujuan manajemen, kami berharap tuntutan kami bisa dipenuhi,” tegasnya. “Jika saya tidak mendapat izin, saya terpaksa mengambil satu gambar.
Belum jelas apakah ada komunikasi antara pengelola Canggu Beach Club dengan warga adat Banjar di Tegal Gundul saat Kumarayasa menggelar upacara keagamaan di Pantai Berawa. Dalam video yang dirilis, Ida Sulinggich terlihat berdoa khusyuk di Pamiosan Point di Pantai Berawa.
Beberapa menit kemudian, kembang api meledak berulang kali dengan suara gemuruh dan kilatan cahaya. Mereka yang menghadiri upacara mau tidak mau menatap cahaya kembang api di depan mereka.
Pada saat itu, Ida Sulinggikh terus melantunkan mantra dan terus beribadah. Bel berbunyi berulang kali, diiringi semburan kembang api. perlahan-lahan Electronic dance music (EDM) menggelegar di kejauhan, tanda turis sedang berpesta.
Sebelumnya, Ketua Bali Hindu Indonesia (PHDI) di Paris, Bali Manniman Kenet, mengaku akan melakukan investigasi oleh panitia yang dibentuk Bombay Attraction Committee.
Ia mengaku sedih dengan petasan yang ditembakkan saat umat Hindu sedang sembahyang di Pantai Berawa.
Penjabat Gubernur (Pj) Bali Sang Mahendra Jaya meminta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bali membubarkan pesta kembang api kepada pejabat terkait. Oleh karena itu, perlu ditegaskan bahwa industri pariwisata di Bali bertumpu pada budaya.
Pada hari Rabu, Mahindra mengatakan: “Kami menyesalkan pelemparan kembang api di tengah perayaan umat Hindu. Seperti yang terlihat dalam video yang menjadi viral, hal itu sangat tepat.”
——-
Artikel ini dimuat di ANBALI NEWSBali. Simak video “Kemenparekrf siap selidiki beach club Sanur yang dituduh menyebabkan kemacetan” (wsw/wsw)