Jakarta –
Boeing akan mengurangi sepersepuluh tenaga kerjanya karena kerugian produksi. Bahkan produksi pesawat pun sempat tertunda.
BBC melaporkan pada Sabtu (12/10) bahwa Boeing akan memangkas 17.000 pekerjaan, termasuk eksekutif, manajer, dan staf. Perusahaan juga menunda pengiriman 777X, karena memperingatkan kerugian di divisi senjata dan peralatan militernya.
Berita ini muncul setelah adanya PHK dan meningkatnya kekhawatiran mengenai kualitas pesawat.
Dalam email kepada CEO Kelly Ortberg, perusahaan mengatakan akan mengurangi jumlah karyawan dalam beberapa bulan mendatang.
“Minggu depan, tim kepemimpinan Anda akan membagikan informasi yang lebih spesifik tentang apa artinya ini bagi organisasi Anda,” tambahnya.
“Situasi dan masa depan bisnis kami memerlukan tindakan tegas tanpa pemulihan,” kata Ortberg.
Selain perampingan, perusahaan menunda produksi 777X karena tantangan pengembangan serta penutupan uji penerbangan dan PHK yang sedang berlangsung. Artinya pemogokan akan berlanjut selama beberapa minggu.
“Kami sudah sampaikan kepada pelanggan bahwa kami akan bisa mengirimkan barang untuk pertama kalinya pada tahun 2026,” ujarnya.
Pemogokan selama satu bulan ini menjadi kontroversial karena sekitar 33.000 pekerja menginginkan paket gaji yang lebih baik.
Lembaga pemeringkat kredit global S&P telah menempatkan Boeing pada CreditWatch, sebuah tanda bahwa mereka akan menurunkan peringkat produsen pesawat jika pemogokan terus berlanjut.
Perusahaan ini berada di bawah pengawasan parlemen setelah insiden pada bulan Januari di mana sebuah panel meledak di Boeing 737-MAX tak lama setelah lepas landas.
Tidak ada yang terluka dan CEO Boeing Dave Calhoun mengatakan perusahaannya telah “mengakui kesalahannya”.
Lihat “Kembalinya Boeing Starliner ke Bumi Melewatkan Konferensi Pers” (bnl/bnl)