Jakarta –
Indosat Ooredoo Hutchison telah berhasil menguji registrasi kartu SIM prabayar menggunakan teknologi biometrik pengenalan wajah. Proses pengujian dilakukan kantor Hutchison Indoset Oredu di Jakarta kemarin.
Hasil positif ini sekaligus menambah daftar operator seluler yang berhasil menguji registrasi kartu SIM menggunakan teknologi biometrik, yang sebelumnya dilakukan oleh XL Axiata dan Telkomsel.
“Registrasi SIM biometrik Indosat 100% berhasil,” kata Steve Serang, Head of Corporate Communication Indosat Ooredoo Hutchison di Jakarta.
Dengan suksesnya uji registrasi SIM pengenalan wajah, operator seluler senada kuning dan merah siap menyediakannya bagi pelanggan baru, kata Steve.
“Selain pengujian, karena kesiapan backend juga diperiksa, maka sangat penting untuk menyiapkan teknologi pendukung di backend untuk mempercepat otomatisasi data. Ada persyaratan seperti biometrik yang cepat, baik, dan dapat dilakukan. Lebih tepatnya , itu yang paling penting,” ujarnya. .
FYI, teknologi biometrik pengenalan wajah bekerja dengan cara memverifikasi identitas pelanggan melalui pemindaian wajah yang sesuai dengan data demografi Dukcapil, sehingga memastikan pelanggan yang terdaftar adalah pemilik identitas badan hukum.
Dengan kata lain, operator seluler tidak menyimpan data pelanggan, melainkan di pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Kependudukan dan Status Keluarga (Dukkapil), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Sebelumnya, XL Axiata melakukan tes registrasi SIM perdana menggunakan teknologi biometrik pengenalan wajah pada 12 September di XL Center Ganderia City, Jakarta. Setelah itu, Telecomcell juga sukses menguji Grapari pada 4 Oktober. Dengan demikian, tiga dari empat operator seluler mengumumkan siap mendaftarkan kartu SIM terbaru.
Pada kesempatan lain, Wayan Tony Supriento, Direktur Jenderal Departemen Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, mengatakan meski sudah banyak operator seluler yang mengujinya, namun hal itu tidak akan diterapkan. Dalam waktu dekat.
“Karena memerlukan konsultasi publik dan sebagainya, baru bisa ditentukan. Perlu dilihat juga apakah penerapan biometrik akan dilakukan secara bertahap atau simultan,” kata Wynne. Tonton video “Operator seluler prihatin dengan pengoperasian Starlink di Indonesia” (agt/afr)