Jakarta –
Ada buaya air asin berukuran agak besar di puncak Danau Lombok. Karena kehadirannya, warga diminta membatasi aktivitas di perairan tersebut.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengimbau warga Pantai Bumbung, Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB untuk mengurangi aktivitas di laut dan menjauhi. Keluhan tersebut muncul setelah seekor buaya ditemukan di kolam lobster di pinggir pantai.
“Buaya jenis ini bukan pertama kali muncul. Sekotong kemarin sebelum MotoGP. Itu terjadi di Lombok Barat. baik Pendekatan kami sama dengan berkomunikasi dengan masyarakat. Di laut,” kata Fungsional BKSDA PEH NTB, Gangga, ANBALI NEWSBali pada Selasa (08/10/2024).
Gangga mengatakan, langkah yang bisa diambil BKSDA saat ini adalah segera. Karena mereka tidak tahu di mana buaya itu tinggal, mereka tidak dapat melarikan diri.
“Kami juga bekerja sama dengan teman-teman Polairud. Kami menawarkan ide dan menyebarkannya ke masyarakat,” ujarnya.
Ganga mengatakan kepadanya bahwa dia tidak mengetahui perilaku alami buaya. Namun secara historis, pantai Lombok Selatan merupakan rumah bagi buaya. Karena di sini banyak terdapat hutan bakau.
“Saya tidak tahu dari mana asalnya. Saya masih belum tahu apakah itu dari Bang Keparat atau orang lain. Makanya kami belum menangkapnya,” ujarnya.
Ganga menjelaskan, hingga saat ini pihaknya masih terus memantau pergerakan buaya tersebut. Reptil sepanjang enam meter itu akhirnya terlihat pada Minggu (6/10).
Fenomena buaya ini dimulai tahun 2018. Dua atau tiga hari kemudian hilang. Misalnya di Ekas Lombok Timur kapan muncul lagi? Di Pringgabay cuma kita” Saya tidak tahu apakah itu buaya yang satu atau yang lain”, jelas Gangga.
Dahulu, seorang nelayan bernama Suriadi tinggal di Pantai Bumbang. Temukan Kecamatan Mertak Pujut di Lombok Tengah, NTB, saya kaget melihat buaya sungai berukuran besar berjemur di keramba udangnya. Seekor buaya berjemur di bawah sinar matahari sore di sebuah danau.
— Baca artikel selengkapnya ANBALI NEWSBali “Video: Momen Cianjur Tangkap Buaya 3M Bebas dari Penangkaran” (msl/msl)
