Jakarta –
Peretas Tiongkok memperoleh akses ke jaringan Internet broadband Amerika dan mencuri informasi melalui sistem pengadilan federal yang sebenarnya digunakan untuk penyadapan.
Beberapa perusahaan telekomunikasi Amerika yang menjadi korban peretasan ini adalah Verizon Communications dan Lumen Technologies, seperti dikutip ANBALI NEWSINET dari Reuters.
Menurut Wall Street Journal, serangan itu dilakukan oleh sekelompok peretas yang bertujuan mengumpulkan informasi rahasia. Penyelidik Amerika menyebut serangan itu sebagai “badai garam”.
Peretas dikatakan telah memiliki akses ke infrastruktur jaringan yang digunakan oleh operator selama berbulan-bulan untuk melakukan penyadapan atas perintah pengadilan.
Pemerintah Tiongkok membantah tuduhan tersebut. Menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok, mereka tidak mengetahui adanya dugaan serangan tersebut. Mereka juga menyebut AS sengaja menciptakan narasi palsu untuk merebut Tiongkok.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan: “Pada saat keamanan siber menghadapi tantangan di seluruh dunia, perilaku buruk seperti ini hanya akan menghambat upaya komunitas internasional melalui dialog dan kerja sama untuk menyelesaikan masalah tersebut.” Dalam pernyataan itu.
Sebelumnya, pemerintah Tiongkok membantah tuduhan pemerintah AS dan negara lain yang menggunakan peretas untuk mengakses sistem jaringan negara lain.
Pada awal tahun 2024, lembaga penegak hukum AS menangkap kelompok peretas Tiongkok yang mereka sebut “Flex Typhoon” dan beberapa bulan yang lalu mereka juga mengkonfrontasi pemerintah Tiongkok tentang spionase dunia maya yang disebut “Volt Typhoon”.
Namun, menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok, badan keamanan sibernya telah menemukan dan menerbitkan bukti yang menunjukkan bahwa Volt Typhoon adalah sindikat ransomware internasional. Tonton video “Video: sindikat peretasan Tiongkok ‘Salt Typhoon’ diduga meretas sistem penyadapan telepon AS” (asj/afr)