Jakarta –
Penerapan kecerdasan buatan (AI) di sektor bisnis di Indonesia berkembang pesat, terutama dalam layanan pelanggan, manajemen SDM, pendidikan, dan keamanan siber.
Menurut data Cisco, pasar AI Generatif di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 3,3 triliun pada tahun 2023, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 27%. Teknologi AI telah digunakan dalam berbagai aplikasi seperti chatbots dan asisten virtual yang membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan otomatisasi layanan.
“Awalnya AI tradisional hanya digunakan untuk meningkatkan efisiensi melalui tugas berbasis aturan. Namun dengan munculnya AI Generatif, kini teknologi tersebut dapat menghasilkan teks, gambar, dan video yang lebih kompleks dengan model seperti GPT dan Gemini,” ujarnya. Ardya Dipta, Head of Data Science Kalbe Group, pada panel “Artificial Intelligence dalam 3 Misi: Dari Eksperimen hingga Transformasi Industri dengan AI Masa Depan” yang diselenggarakan pada Sabtu (26/10) di Auditorium MRPQ Fakultas Teknik , Universitas Indonesia.
Ia menekankan bahwa AI untuk bisnis kini merupakan kombinasi AI tradisional yang canggih dan AI Generatif untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi. Bahkan menurutnya, dalam beberapa kasus, otomatisasi dengan beberapa model pembelajaran mesin sudah cukup untuk menyelesaikan pekerjaan dan tidak memerlukan kecerdasan buatan.
Sementara itu, IT Project Manager BNI Bagus Chandra Wibawa dalam diskusi yang sama menegaskan, integrasi AI ke dalam perusahaan bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal waktu bagaimana AI akan diadopsi sebagai bagian dari strategi bisnis jangka panjang.
Ia juga menunjukkan bahwa tantangan utama dalam penerapan AI adalah menemukan talenta yang tidak hanya dapat memahami teori tetapi juga menerapkannya dalam proyek nyata.
Dalam konteks tersebut, CEO IYKRA Fajar Jaman menegaskan komitmen IYKRA untuk memfasilitasi transformasi digital di perusahaan-perusahaan Indonesia melalui penerapan teknologi kecerdasan buatan dengan kerangka Next Generation Artificial Intelligence.
Kerangka kerja ini mencakup tiga langkah utama: analisis untuk mengidentifikasi peluang efisiensi, desain solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, dan implementasi AI secara keseluruhan. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat menyederhanakan operasi mereka, memperkuat analisis data, dan meningkatkan pengambilan keputusan.
“Selain membantu perusahaan berinovasi dengan Next Generation AI, kami juga fokus mengembangkan talenta teknologi muda melalui program boot camp AI Engineering Partnership. Program ini bertujuan untuk membekali generasi muda Indonesia dengan AI yang dirancang untuk terhubung dengan teknologi terkini” Mereka siap menghadapi akselerasi teknologi,” lanjut Fajar dalam keterangan yang diperoleh ANBALI NEWSINET. Saksikan video “Video: Pemerintah Sosialisasikan KEK Menjadi Pusat Pengembangan Semikonduktor dan Kecerdasan Buatan” (asj/asj)