Mirip Indonesia, China Genjot Pariwisata Lewat Desa Wisata

Jakarta –

Tiongkok sedang mengembangkan desa wisata untuk menarik wisatawan. Suasana desa wisata yang tenang dan unik memang memikat.

Meski liburan musim panas telah usai, Bed and Breakfast (B&B) di Gunung Mogan di Provinsi Zhejiang, China masih dipenuhi tamu.

Pada Jumat (4/10/2024), Xinhua mengutip She Jiangrong, wakil direktur Asosiasi Industri B&B Moganshan, yang mengatakan bahwa tamu masih datang bahkan setelah musim liburan.

“Baru-baru ini, kami menjadi tuan rumah bagi sekelompok penulis yang telah menampilkan lebih dari 40 ruangan,” katanya.

Terletak di distrik Deking di Gunung Mogan, ini adalah resor musim panas yang populer dengan lebih dari 800 B&B. Banyak di antaranya dijalankan oleh penduduk lokal.

Pemandangan yang indah dan suasana yang damai menjadi daya tarik utama kawasan ini bagi wisatawan. Karena itulah tim penulis mencari inspirasi ketika liburan musim panas telah usai.

Xu Langyue, warga yang menyulap rumahnya menjadi B&B sejak 2019, mengatakan biaya tinggal di rumah sangat mahal.

“Harga kami berkisar antara 980 (sekitar Rp 2,1 juta) hingga 2.280 (setara Rp 4,9 juta),” kata Languet.

Di seluruh Tiongkok, industri pariwisata yang berkembang pesat telah meningkatkan perekonomian pedesaan dan menarik wisatawan domestik dan internasional.

Di Desa Dazhai, yang terletak di wilayah selatan Guangxi Zhuang, wisatawan berduyun-duyun untuk merasakan budaya unik dan pemandangan teras daerah tersebut.

Ludger Oelk, seorang turis asal Jerman, mengatakan: “Saya kagum dengan keselarasan antara pertanian, perlindungan lingkungan, dan wisata budaya.”

Terdaftar oleh Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) sebagai salah satu tujuan wisata terbaik pada tahun 2022, Desa Dazhai akan menerima 708.000 wisatawan pada tahun 2023. Dengan lebih banyak kunjungan, total pendapatan desa tersebut adalah 7,25 juta.

Selain sektor pariwisata, industri informal juga berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian pedesaan. Terdapat peternakan ikan hias di Distrik Yujiang, Kota Yintan, Provinsi Jiangxi. Pekerja lokal sedang sibuk menyiapkan benih ikan yang akan dikirim ke berbagai wilayah di China.

“Benih ikan ini akan didistribusikan di Tiongkok setelah diimpor melalui e-commerce,” kata Chen Quyun, direktur Fish Breeding Institute.

Pada tahun 2023, lebih dari 10 toko online yang dioperasikan oleh perusahaan ini akan memproses lebih dari 5.000 produk per hari dengan penjualan tahunan sekitar 70 juta. Dalam beberapa bulan terakhir, Yujiang telah melihat perkembangan pesat dalam budidaya ikan.

Dengan sekitar 50 organisasi yang kini terlibat dalam industri ini, sektor ini diperkirakan akan mencapai lebih dari 100 juta orang pada tahun ini. Tiongkok secara aktif mempromosikan reformasi dan modernisasi industri pedesaan.

Menurut Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok, kemajuan signifikan telah dicapai baik dalam pengembangan pertanian maupun pariwisata pedesaan.

Sejauh ini, 1.953 desa wisata yang indah dan 139 pabrik industri telah dibangun, yang masing-masing menghasilkan lebih dari 10 miliar yuan.

Langkah tersebut serupa dengan yang dilakukan Indonesia yang mengandalkan resor wisata untuk menarik wisatawan. Diantaranya, Desa Penglipuran dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia pada tahun 2016 dan masuk dalam peringkat 54 besar dari 54 destinasi wisata terbaik UNWTO pada tahun 2023. Sebelumnya, Desa Nglangerani juga masuk dalam daftar tersebut pada tahun 2021. Saksikan video “Video: iPhone Peringkat 16 di Tiongkok mendapat diskon hingga $3,4 juta” (wsw/fem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top