Begini Rencana Prabowo soal Hilirisasi, Ada Kelapa-Rumput Laut

Jakarta –

Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana memberikan suntikan di berbagai sektor. Departemen Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) telah merencanakan alur beberapa sektor dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Amalia Adinnagar Widyasanti, Deputi Bidang Perekonomian Babenas, mengatakan banyak bidang prioritas yang akan dikembangkan dalam lima tahun ke depan. Hal ini tidak hanya terbatas pada industri pertambangan tetapi juga merambah pada industri pertanian dan kelautan.

Arus di masa depan akan bergantung pada sumber daya alam, jelasnya. Menurutnya, Indonesia memiliki sumber daya alam yang memiliki potensi nilai tambah. Ia mengatakan dengan meningkatkan nilai tambah, produk Indonesia bisa bersaing di pasar global.

“Untuk hilirisasi ini kita mau promosikan tiga jenis, yaitu sawit, minyak kelapa, dan sagu, jadi kita sudah tahu tentang sawit, tapi kita berharap kedepannya kita bukan menjadi eksportir minyak sawit mentah, tapi eksportir minyak sawit mentah. kelapa sawit. .

Ia kemudian menambahkan, produk kelapa juga akan menjadi produk hilir. Ia mengatakan Indonesia telah menjadi produsen kelapa terbesar di dunia. Namun saat ini digantikan oleh Filipina. Meskipun Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa, namun potensinya lebih besar dibandingkan negara lain.

Hal ini juga terlihat dari buah ekspor terbesar Indonesia yaitu kelapa. Namun kelapa yang diekspor masih dalam bentuk butiran.

“Sekarang kita tahu itu namanya MCT, trigliserida rantai menengah yang sehat, dan harganya sangat mahal, harganya sangat tinggi di Eropa. Lalu di Jerman saya melihat orang-orang mengunjungi pabrik yang membuat MCT, dan mereka mencoba mencari bahan baku dari kelapa sawit. Meski berasal dari kelapa, “MCT mempunyai potensi produksi lebih besar, namun harganya sangat tinggi. Mengapa kita tidak memproduksi MCT? Mengapa kita mengekspor biji kelapa? Jadi ini adalah tanggung jawab kami dan salah satu tahap terakhir. Ia menjelaskan kegiatan tersebut.

Produk hilir selanjutnya adalah rumput laut. Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar di dunia setelah Tiongkok. Sayangnya, rumput laut yang diekspor masih berupa bahan mentah.

Padahal, jika rumput laut diolah, dapat dihasilkan berbagai macam produk seperti bioplastik, film kemasan biodegradable, makanan ringan, bahkan bahan farmasi.

Artinya, jika rumput laut diolah di Indonesia maka akan tercipta nilai tambah yang lebih tinggi terkait aliran air, sehingga dalam lima tahun ke depan kita akan dorong pertambangan pertanian dan produksi makanan laut terkonsentrasi, jelasnya. .

PERHATIKAN: Jokowi yakin pemerintahan Prabowo akan terus mengirimkan mineral ke hilir

(baca/baca)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top