Jakarta –
Vitamin D berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dan kekebalan tubuh. Namun, banyak orang tidak mendapatkan cukup vitamin D dari sinar matahari atau makanan. Kekurangan vitamin D sering terjadi dan seringkali dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Menurut Healthline, rendahnya kadar vitamin D umumnya dianggap sebagai kadar darah di bawah 20 ng/mL, dan 21 hingga 29 ng/mL dianggap tidak mencukupi. Kebanyakan orang dewasa dianjurkan untuk mendapatkan 1.500 hingga 2.000 unit internasional (IU) vitamin D per hari.
Namun, kekurangan vitamin D adalah kekurangan nutrisi yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Misalnya saja, sekitar 42 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengalami kekurangan vitamin D, dengan angka tertinggi terjadi pada orang Hispanik (63 persen) dan orang Amerika keturunan Afrika (82 persen).
Di bawah ini adalah gejala umum kekurangan vitamin D. Seringkali penyakit atau infeksi
Kekurangan vitamin D dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kekurangan vitamin D dan infeksi saluran pernapasan seperti flu, bronkitis, dan pneumonia.
Selain itu, kekurangan vitamin D dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit virus seperti hepatitis, influenza, Covid-19, dan AIDS. Suplementasi vitamin D telah terbukti mengurangi risiko infeksi saluran pernafasan, terutama pada orang dengan kadar vitamin D yang sangat rendah.2. Kebahagiaan
Rendahnya kadar vitamin D dapat menyebabkan kelelahan. Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dikaitkan dengan kualitas tidur yang buruk, sesak napas, dan waktu tidur yang tertunda.
Akibatnya, hal ini meningkatkan risiko kelelahan. Penelitian menunjukkan bahwa suplemen vitamin D dapat membantu mengurangi keparahan kelelahan. Sakit tulang dan punggung
Untuk kesehatan tulang, vitamin D penting untuk penyerapan kalsium. Kekurangan vitamin D seringkali menyebabkan nyeri tulang atau nyeri punggung bagian bawah.
Penelitian menunjukkan bahwa penderita radang sendi, nyeri otot, dan nyeri kronis memiliki kadar vitamin D yang rendah. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara rendahnya kadar vitamin D dan nyeri yang lebih parah. Namun hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut. Kecemasan dan depresi
Rendahnya kadar vitamin D sering dikaitkan dengan gangguan mood, kecemasan, dan depresi. Biasanya terjadi pada orang lanjut usia.
Menurut beberapa penelitian, suplementasi vitamin D dapat membantu meringankan gejala depresi, meski hasilnya tidak selalu konsisten.5. Penyembuhan Oundara yang lambat
Kekurangan vitamin D dapat memperlambat proses penyembuhan, terutama setelah operasi atau cedera. Vitamin D membantu menghasilkan senyawa yang berperan penting dalam pembentukan kulit baru.
Selain itu, vitamin D mengontrol peradangan dan melawan infeksi yang dapat mengganggu proses penyembuhan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang kekurangan vitamin D memiliki tingkat peradangan yang lebih tinggi sehingga dapat menghambat penyembuhan luka6. Keropos tulang
Vitamin D sangat penting untuk metabolisme kalsium dan mencegah pengeroposan tulang. Impotensi dapat menyebabkan kondisi seperti osteoporosis dan meningkatkan risiko patah tulang, terutama pada orang lanjut usia.
Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D bila dikombinasikan dengan kalsium dapat meningkatkan penyerapan kalsium dan mencegah pengeroposan tulang. Rambut rontok
Kekurangan vitamin D dikaitkan dengan kerontokan rambut, terutama pada kondisi autoimun seperti alopecia areata. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan vitamin D sintetis secara topikal dapat meningkatkan pertumbuhan rambut 8. Nyeri otot
Vitamin D berperan dalam sinyal nyeri tubuh, dan kekurangan vitamin D sering dikaitkan dengan nyeri otot. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kekurangan vitamin D yang mengalami nyeri kronis mengalami penurunan intensitas nyeri setelah mengonsumsi suplemen vitamin D dosis tinggi.
Suplementasi vitamin D pada anak-anak yang mengalami nyeri tumbuh juga terbukti mengurangi keparahan nyeri. Saksikan video “Cara menjaga kesehatan sendi dan tulang di hari tua” (Nadiwa Al Khasani/Kenna)