Jakarta –
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto meyakinkan, keinginan Indonesia untuk bergabung dalam organisasi ekonomi global BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan) tidak akan mengganggu proses masuk ke dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Airlangga mengatakan seluruh anggota OECD mengetahui bahwa Indonesia adalah negara netral atau non-blok.
“Tidak, kita adalah negara non-blok dan semua anggota OECD memahami hal itu,” kata Airlanga saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/12/2024).
Terkait kelanjutan OECD, Airlanga menjelaskan Sekretaris Jenderal OECD Matthias Karmann berencana bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto pada November 2024 untuk menyiapkan memorandum awal. Dokumen ini berisi penilaian independen terhadap kesesuaian peraturan yang diterapkan di Indonesia dengan standar yang ditetapkan OECD.
Terkait hal tersebut, Sekretariat Jenderal OECD menyurati Istana Negara untuk meminta waktu bertemu dengan Prabowo, jelasnya.
Sebelumnya, Indonesia menyampaikan keinginannya untuk bergabung dengan BRICS melalui surat resmi. Surat tersebut dibawa Menteri Luar Negeri RI Sugiono pada KTT BRICS+ yang digelar di Kazan beberapa hari lalu. Indonesia ingin bekerja sama dengan negara-negara BRICS dan negara-negara lain di Global South.
Melalui Instagram @smindrawati, Menteri Keuangan Shri Mulyani turut serta dalam peluncuran Portal Akses OECD. Portal tersebut merupakan platform digital untuk melacak proses aksesi Indonesia menjadi anggota penuh OECD.
“Proses aksesi menjadi anggota penuh OECD memerlukan reformasi struktural dan penyempurnaan terhadap 242 instrumen OECD terkait seluruh kementerian dan lembaga,” tulis Mulyani di Instagram, Kamis (3/10/2024).
Senada dengan apa yang dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto, Mulyani mengatakan pemerintah harus melakukan diplomasi sepak bola secara penuh dalam proses aksesi ini. Semua kementerian dan organisasi harus bersatu untuk memberikan kontribusinya, katanya. (rd/rd)