Jakarta –
Para peneliti telah menemukan spesies ular baru di Himalaya. Uniknya, ular ini diberi nama sesuai nama aktor Hollywood karena suatu alasan.
Dilansir Independent UK, Selasa (29/10), ular tersebut diberi nama Anguiculus dicaprio dengan ciri khas warna perunggu, kepala pendek, hidung besar, puluhan gigi, dan moncong melengkung tajam. Penemuan ular ini dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature.
Kelompok peneliti menyebutkan spesies ular ini bisa tumbuh hingga panjang 22 inci. Mereka ditemukan pada tahun 2020, ketika para peneliti memutuskan untuk mencari beberapa spesies ular yang kurang dikenal.
Ular itu ditemukan di jalan berlumpur di negara bagian Himachal Pradesh, India utara. Dia tetap tidak bergerak sampai dia ditangkap dan tidak berusaha menghalangi para ilmuwan.
Ular ini umumnya terlihat dari akhir Mei hingga Agustus dan tidak ditemukan pada waktu lain dalam setahun. Para peneliti mengkonfirmasi penemuan tersebut melalui analisis DNA dan menemukan bahwa spesies baru tersebut hidup di negara bagian Himachal Pradesh dan Uttarakhand di India, serta di negara tetangga Nepal.
Ular ini diyakini hidup di ketinggian hingga 1800 m di atas permukaan laut.
Menurut laporan, ular itu pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Virender Bhardwaj di halaman belakang rumahnya di Himalaya barat selama lockdown Covid-19.
Penemuan ini memicu penyelidikan selama tiga tahun oleh Zeeshan A Mirza, Bhardwaj, Saunak Pal, Gernot Vogel, Patrick D Campbell dan Harshil Patil.
Para peneliti mengatakan spesies baru ini dinamai DiCaprio karena aktor tersebut terlibat aktif dalam meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim global dan hilangnya keanekaragaman hayati.
“Selain itu, mereka juga menyediakan dana untuk kegiatan konservasi dan penelitian di lapangan,” kata laporan tersebut.
Pada tahun 2023, ia mendapat kehormatan untuk memberi nama spesies ular baru yang ditemukan di hutan Panama. Ular pemakan siput itu diberi nama Simon irmelindicaprioae, diambil dari nama ibu aktor tersebut, Irmelin Indenbirken.
Leonardo DiCaprio mendirikan yayasan eponymous-nya pada tahun 1998 pada usia 24 tahun, setelah terinspirasi oleh film dokumenter alam masa kecil.
Sejak itu, yayasan ini telah mendanai lebih dari 200 proyek di lebih dari 50 negara, melindungi spesies yang terancam punah, memulihkan ekosistem, menyediakan air bersih, dan mendanai energi terbarukan.
Ia masuk dalam daftar Climate 100 perdana The Independent, yang mencakup aktivis, ilmuwan, akademisi, filantropis, pemimpin politik, pemimpin bisnis dan teknologi, serta pengusaha mode. Saksikan video “Video: Momen Warga Mamuxha Buru-buru Menangkap Ular Piton Sepanjang 4 Meter” (bnl/wsw)