Jakarta –
Seorang pria Rusia berhasil diselamatkan setelah menghabiskan lebih dari 67 hari di Laut Okhotsk, di ujung timur Rusia, laut terdingin di Asia Timur. Ia bertahan hidup di perahu kecil yang terapung di laut.
Menurut pejabat setempat, pria bernama Mihail Pichugin itu ditemukan oleh awak kapal nelayan sekitar 1.000 km dari tempat ia berlayar pada awal Agustus. Mayat saudara laki-lakinya dan keponakannya yang berusia 15 tahun juga ditemukan di perahu kecil tersebut.
Menurut istri pria berusia 46 tahun tersebut, ketiganya pergi ke laut untuk mengamati ikan paus dan membawakan mereka makanan selama dua minggu. Istrinya juga mengatakan, berat badan suaminya bisa mempengaruhi kelangsungan hidup.
Diketahui, berat badan Pichugin mencapai 100 kg saat melaut. Setelah diselamatkan 67 hari kemudian, berat badannya kini hanya tinggal separuhnya.
“Kami belum tahu apa pun. Yang kami tahu hanyalah dia masih hidup. Ini keajaiban!” kata istri Pichugin kepada kantor berita Rusia seperti dikutip BBC.
Dia juga mengatakan bahwa putrinya seharusnya berada di jalan yang fatal tetapi memutuskan ingin pulang. Pencarian helikopter gagal menemukan jejak ketiganya setelah mereka dilaporkan hilang.
Mengenai bagaimana ia bisa bertahan begitu lama di Laut Okhotsk, laut terdingin di Asia Timur, perwakilan Federasi Maritim Rusia cabang Timur Jauh menduga stok ikan mungkin menjadi penyebabnya.
Pichugin saat ini menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Dokter yang memeriksanya mengatakan kondisi Pichugin kurang lebih stabil.
Ini bukan pertama kalinya orang terdampar ditemukan terapung di laut selama berhari-hari. Seorang ahli mengatakan kepada Ria Novosti bahwa empat tentara Soviet bertahan selama 49 hari di sebuah perahu kecil di Samudra Pasifik pada tahun 1960 sebelum dijemput oleh pesawat Amerika. Saksikan video “WHO mencatat 70.000 kasus infeksi saluran pernapasan – 44.000 lainnya mengalami diare di Gaza” (suc/naf)