Jakarta –
Padahal, manusia membutuhkan gula (glukosa) untuk bertahan hidup. Namun, kita tidak membutuhkan tambahan gula.
Gula alami terdapat pada buah dan susu, berupa fruktosa dan laktosa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, tidak ada bukti dampak negatif konsumsi gula. Sebab buah dan sayur juga mengandung serat, mineral dan vitamin.
Di sisi lain, tambahan gula tidak baik untuk nutrisi dan dapat menyebabkan penurunan berat badan bahkan obesitas. Gula tambahan seringkali menjadi penyebab gangguan kesehatan pada pengolahan/penyiapan minuman dan makanan.
Namun banyak orang yang suka makan yang manis-manis hingga ketagihan. Di sisi lain, mengurangi asupan gula juga bisa menjadi langkah positif dalam meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
Alasan mengapa sulit berhenti makan yang manis-manis berkaitan dengan rasa dan dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan psikologis. Berikut alasan kenapa kita sering makan yang manis-manis: 1. Kita suka memakannya
Dikutip dari CNN Health, alasan kita selalu mendambakan yang manis-manis adalah karena kita suka memakannya.
Meskipun tidak diketahui apakah gula benar-benar membuat ketagihan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa gula merangsang pusat yang sama di otak seperti kokain.
Lisa Dreyer, ahli gizi dan penulis “Beauty Diets,” mengatakan, “Meditasi tampaknya menimbulkan rasa lapar dan lapar, dibandingkan dengan obat-obatan yang membuat ketagihan.” Tubuh sudah terbiasa dengan gula
Seperti kita ketahui, glukosa adalah bahan bakar bagi tubuh kita. Itu ditemukan di setiap sel dan merupakan sumber energi utama kita.
Makanan yang kita makan pada akhirnya berubah menjadi gula di dalam tubuh. Beberapa diserap dengan cepat karena mengikat serat atau lemak dan terurai lebih lambat.
Menurut situs Inspirasi, gula rafinasi dan karbohidrat olahan kemasan lainnya (seperti roti putih dan makanan penutup) merampas nutrisi seperti serat. Karena mereka cepat diserap ke dalam darah dan menyebabkan apa yang disebut puncak gula darah.
Hal ini menyebabkan tubuh melepaskan insulin, yang mengatur dan menormalkan gula darah. Insulin ekstra menarik terlalu banyak gula dalam darah dan menurunkan kadar gula darah. Hal ini kemudian menyebabkan otak mengirimkan sinyal untuk menyeimbangkan kadar gula darah.
Seiring waktu, tubuh kita terbiasa dengan berapa banyak gula yang kita makan dan seberapa sering kita mengonsumsinya.
Mengidam gula merupakan sinyal tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Penyebabnya adalah tubuh mencari sesuatu untuk mengembalikan keseimbangan 3. Rasa sakit karena kehilangan kendali
Hilangnya kendali adalah indikator umum kecanduan gula. Ada istilah yang disebut sugar ngidam, ketika seseorang merasakan keinginan yang kuat untuk makan sesuatu yang manis dan sulit mengendalikan diri.
“Jika seseorang kecanduan terhadap makanan manis, dan mereka tidak dapat fokus pada hal lain, dan mereka mengalami kecanduan psikologis, saya pikir Anda mungkin berbicara tentang kecanduan makanan,” kata Dreyer. Banyak kandungan gula yang “tersembunyi”.
Kita sering kali mengonsumsi gula tersembunyi dalam makanan kita sehari-hari. Seperti disebutkan sebelumnya, gula ditambahkan ke sebagian besar makanan dan minuman. Produk selai, minuman jus, dressing salad, keripik, snack dan lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk membuat makanan menjadi lebih enak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membaca label untuk mengetahui berapa banyak kandungan gula dalam makanan dan produk yang kita konsumsi. Dreyer menjelaskan, “Kita telah meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes hanya dengan mengonsumsi 1-2 minuman manis sehari.”
Jika kita mengonsumsi terlalu banyak gula, kita akan menginginkan lebih banyak gula dan akibatnya kehilangan kendali diri. American Heart Association merekomendasikan 24 gram gula per hari untuk wanita dan 36 gram untuk pria. Namun rata-rata orang dewasa Amerika mengonsumsi 88 gram gula per hari.
Dilansir The Nutrition Page, berikut langkah mengurangi makanan manis: 1. Temukan pemicu emosionalnya
Emosi atau kurang tidur bisa menjadi salah satu penyebab sebagian orang mengonsumsi makanan dan minuman manis. Sebuah studi tahun 2019 oleh Angela Jack dkk. Diterbitkan di National Library of Medicine, gula memicu respons positif otak. Emosi negatif dan kurang tidur dapat memicu keinginan untuk “membuat keadaan lebih baik” dengan sedikit gula. Sesuaikan pola makan Anda
Pertahankan pola makan yang sehat dengan mendapatkan campuran makronutrien yang tepat. Ini memungkinkan Anda mendapatkan lebih banyak gula selama 1 hingga 2 jam. Menggabungkan makanan manis dengan protein, serat, dan lemak dapat mengurangi lonjakan glukosa dan insulin. Ditambah lagi, cara ini akan membuat Anda kenyang selama berjam-jam. Protein, serat dan lemak membantu menstabilkan kadar glukosa dan insulin, mencegah lonjakan di siang hari 3. Temukan sumber gula yang tersembunyi
Karena gula tersembunyi sering kali ditambahkan ke berbagai makanan, luangkan waktu untuk membaca label nutrisi saat berbelanja produk makanan atau bahan makanan. Gula total termasuk gula yang ditemukan secara alami dalam makanan seperti buah dan susu. Sedangkan gula tambahan adalah jenis gula yang ditambahkan pada makanan. Misalnya madu, sirup jagung, malt, sorbitol atau fruktosa. Label ini mencantumkan nilai harian (% DV) untuk tambahan gula. % DV didasarkan pada batasan 50 gram gula tambahan per hari. Makanan dengan DV 20% atau lebih merupakan sumber tambahan gula yang tinggi. “Hati-hati! Makan terlalu banyak gula bisa menyebabkan resistensi insulin.” (kg/fds)