Jakarta –
Hashim Jojohadikusumo, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, dan adik presiden terpilih, Prabowo Subianto, membeberkan rencana utang pemerintah baru ke depan. Menurut Hashim, Prabowo tidak berencana menambah utang secara tiba-tiba.
“Pakistan tidak akan menambah utangnya, tidak akan menambah utang nasional kita.
Bahkan, pemerintahan Prabowo akan menambah utangnya secara bertahap, ujarnya. Jangka waktu 5-10 tahun adalah jangka waktu yang bijaksana.
“Jadi tidak benar kalau utang negara tiba-tiba naik. Itu bertahap, bertahap, mungkin 5 tahun, lebih dari 10 tahun, kita hati-hati. Tolong sampaikan kepada teman-teman luar negeri, kita akan hati-hati. Tapi hati-hati ., tapi kami akan online, mungkin kami akan sedikit lebih agresif agar janji-janji itu bisa kami tepati,” jelasnya.
Rasio utang tersebut tidak boleh melebihi ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yaitu sebesar 60%. Ia pun menegaskan, tidak akan ada peninjauan kembali terhadap aturan tersebut.
Tentu saja tidak (tidak akan ada peninjauan), ujarnya.
Saat itu, Hasyim bangga dengan kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait utang negara. Ia menilai kredit Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara tetangga.
Misalnya, rasio utang terhadap PDB Malaysia sebesar 61%, Filipina 57%, Thailand 54%, sedangkan Indonesia hampir mencapai 40%. Hal itu tak lepas dari kinerja Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati.
“Kita patut berbangga dengan utang kita, ini yang dicapai oleh Jokowi, Bu Sri Mulyani, utang negara kita sangat rendah, sangat rendah, bahkan 40% dari PDB. Ini situasi yang unik. Negara tetangga kita, Malaysia, 61%. Filipina 54% PDB, Indonesia kurang dari 40%,” tutupnya.