Jakarta –
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membeberkan isi pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai tujuan swasembada pangan. Amran mengatakan, pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam itu membahas bagaimana mencapai kemandirian pangan dengan cepat dan dalam waktu singkat.
“Saya baru saja menelpon Presiden. Kami bertemu selama 1,5 jam untuk membahas masalah pangan. Kata kuncinya adalah bagaimana mencapai swasembada pangan dengan cepat dan cepat. Beliau menanyakan langkah aksi yang disampaikan Amran di Rumah Presiden. , Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2024).
Amran mengatakan, ada dua cara untuk meningkatkan produksi dalam negeri untuk swasembada pangan, yakni intensifikasi dan ekspansi. Ia menjelaskan, penguatan tersebut merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko cuaca buruk akibat El Nino dan La Nina.
Submergence merupakan suatu sistem pemompaan untuk mengatasi kekeringan pada lahan pertanian yang bergantung pada hujan untuk pasokan airnya. Dengan begitu, Amran yakin produksi pertanian akan meningkat dan klaim bisa meningkat tiga kali lipat.
“Pompa wilayah Jawa di dataran tinggi. Tanah di dataran tinggi, tanah yang banyak hujan, biasanya sekali panen. Kalau kita pompa (dari) Sungai Bengawan Solo, bisa sekali tanam, bisa tiga kali tanam. , atau dua kali lipat, sehingga produksinya meningkat,” jelasnya.
Maka Anda membutuhkan benih dan mesin pertanian (mesin) yang berkualitas. Timnya berkomitmen untuk menyediakan benih gratis dan berkualitas tinggi kepada petani.
Berikutnya adalah perluasan, yang berarti perlunya lebih banyak pencetakan sawah di lahan basah dan lahan baru. Amran mengatakan Indonesia memiliki 10 ribu hektare (hektar) lahan dengan lahan basah mineral yang berpotensi menjadi sawah.
Terakhir kali kami menggarap 360 ribu hektar. Ke depan kami akan garap sekitar 400 ribu hektar pada tahun depan. Sekarang lahan yang terancam punah ini hanya sedikit perluasannya, hanya 2 ton, 3 ton per tahun. 5-6 ton,” ujarnya.
Untuk membuat sawah baru, Amran mengatakan banyak daerah yang mempunyai lahan untuk mengolah sawah baru. Misalnya di Merauke 1 juta ha, Kalimantan Tengah 450 ribu ha, Kalimantan Selatan 200 ribu-300 ribu ha, Sulawesi Selatan 200 ribu-300 ribu ha, di Jambi, Aceh, dan Kalimantan Barat.
“Inilah langkah-langkah operasional yang dilakukan dalam rangka melaksanakan tindak lanjut visi besar Presiden Prabowo Subianto di bidang pertanian dan pangan,” tutupnya. (di sana/gambar)