Trauma Terapis Spa dari Bali: Kerja di Lebanon, Jantung Mau Copot!

Gianyar –

Konflik antara Lebanon dan Israel semakin parah. WNI yang bekerja di sana terpaksa pulang kampung. Salah satunya adalah Ni Kadek Souriari, pekerja spa asal Lebanon yang sepertinya hatinya sedang patah semangat.

Seperti diketahui, Deku Suri memutuskan kembali ke Bali setelah bekerja sebagai terapis spa di Lebanon selama satu setengah tahun. Perempuan asal Tanshirin, Kabupaten Gianyar, itu harus kembali ke tanah air setelah situasi tegang di Lebanon yang tengah konflik antara Hizbullah dan Israel semakin tak tertahankan.

Souriari ketakutan setiap kali mendengar bom datang melalui pusat kota Beirut, Lebanon.

“Setiap mendengar suara bom meledak, rasanya jantung saya mau meledak,” ujarnya, Rabu (10/9) lalu.

Perempuan berusia 21 tahun itu merupakan satu dari tiga pekerja migran Indonesia (PMI) asal Bali yang dipulangkan dari Lebanon pada Selasa sore (10 Agustus).

Dua perdana menteri lainnya, Ketut Septiani dan Ni Lu Suarnadi, juga kembali dari negara-negara yang berada di bawah pendudukan Israel.

Tempat kerja Shriari di Lebanon jauh dari pusat konflik. Namun, dia dikejutkan dengan menyaksikan baku tembak antar kelompok bersenjata.

Peristiwa ini meninggalkan kesan positif bagi Suliani sehingga ia yakin akan segera kembali ke Indonesia. Tapi pertama-tama, Deku Suri sangat betah berada di negara Timur Tengah ini.

Sebelum invasi Israel, kota Beirut dan kota-kota lain di Lebanon juga sangat aman. Dia berhasil mengumpulkan uang saat bekerja sebagai tukang pijat di Lebanon.

Hasil jerih payahnya pun ia kirimkan kepada ibunya di Bali. Sebagian uang yang dikirimkan Shryari juga digunakan untuk memperbaiki rumahnya di Banjar Bersun Kaja, Desa Pejeng Kaja, Tanksirin, Kabupaten Gianyar.

Sisanya akan digunakan untuk melunasi utang. Suliari memiliki penghasilan yang lumayan di negaranya, namun ia yakin hal tersebut tidak sebanding dengan kengerian dan trauma yang dialaminya.

“Saya lebih memilih hidup sederhana di Bali daripada hidup dalam ketakutan terus-menerus,” katanya.

Shriari mengungkapkan, atasannya di tempat kerja menolak permintaan izinnya untuk kembali ke Bali. Ia dan dua rekannya kemudian melapor ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Lebanon (KBRI). Berkat bantuan KBRI, mereka akhirnya bisa mengungsi dengan selamat dan kembali ke negara asalnya.

——-

Artikel ini diposting di ANBALI NEWSBali. Tonton video “Video Israel menunjukkan kamera pengintai serangan roket di kota Tirus di Lebanon” (wsw/wsw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top