Jakarta –
Pengembang game Indonesia kembali menunjukkan kualitasnya. Kali ini datang dari Exil Studio yang akan merilis game action berjudul Acts of Blood.
Inspirasi Police of Blood datang dari game terkenal United Front Games, khususnya Sleeping Dogs. Kemudian dipadukan dengan pertarungan keren dari game Sloklap yaitu Sifu.
Menariknya, ide-ide kreatif yang terkandung dalam karya baru mereka tidak berakar pada kedua game tersebut. Ia tahu, ide yang didukungnya didasarkan pada film Indonesia Raid.
Ekil kini telah merilis penampilan Blood of Steam. Mereka menyatakan akan membuka akses uji coba hingga Desember 2024. Namun, tidak menutup kemungkinan waktunya akan lebih lama jika peminatnya banyak.
Produser eksekutif Law of Blood, Fajrul FN mengumumkan bahwa produksi Law of Blood akan dimulai pada Juni 2023. Namun karena kesibukannya di industri video game, prosesnya terhenti.
“Berlanjut dari awal hingga awal tahun ini (Januari 2024). Jadi kalau ditotal, untuk sampai ke pertunjukan sekarang, butuh waktu sekitar 11 bulan (hampir setahun),” kata Fajrul kepada ANBALI NEWSINET saat dihubungi, Kamis ( 11/07/2024).
Fajrul menjelaskan, demo yang telah dipublikasikan ini akan memberikan kesempatan kepada pemain untuk menguji karyanya selama 20 menit. Sedangkan jika Acts of Blood versi full dirilis, konon game ini bisa diselesaikan dalam waktu 4-5 jam.
Ia mengatakan sengaja membuatnya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu besar, karena niat awalnya membuat Blood Law hanya sebagai passion project. Fajrul pun mengaku menciptakannya karena ingin menguji kemampuan dan ilmunya di industri game.
“Mungkin nanti, selangkah demi selangkah, ketika ini selesai, kita bisa meningkatkan permainannya.” kata Fajrul.
Dalam proses pembuatan game tersebut, Fajrul mengatakan sebagian besar dikerjakan oleh dirinya. Hanya saja ada beberapa poin yang akhirnya membuat percaya pada orang yang dikenalnya.
“Untuk grup utama kita ada sembilan, itu cara kenalanku yang aku undang untuk ikut serta dalam peresmian proyek Law of Blood, jadi mereka semua melakukan pekerjaan sampingan. Ini termasuk produser eksekutif saya, 1 manajer proyek, 3 komposer. , 2 aktor dan 2 artis 3d,” imbuhnya.
Ada sedikit fakta yang dituturkan Fajrul, yaitu nama depan karyanya Bukan Darah. Dia memberi dirinya nama Terkutuk.
Alasan perubahan tersebut karena diketahui nama tersebut sudah digunakan oleh game lain, tutupnya.
Mission of Blood berkisah tentang seorang protagonis bernama Hendra. Karakter ini dikisahkan ingin membalas dendam terhadap pembunuh keluarganya.
Jadi ceritanya, berlatarkan kota dystopian Bandung, kehidupan Hendra hancur ketika keluarganya dibunuh oleh saingan bisnis ayahnya. Pada akhirnya dia harus sendirian dan berusaha mencari keadilan.
Namun sayang, para mahasiswa hukum tersebut tidak tertolong oleh hukum. Sistem yang ada mencegah pembunuh ini.
Kemudian setelah melihat kelompok kuat di balik penyerangan tersebut, Hendra memutuskan untuk membalas dendam sendiri. Dia memutuskan untuk membuat para penjahat membayar tindakan mereka. Saksikan video “Video: Tantangan Produsen Lokal Menjadi Pemimpin Industri” (hps/fai)