4 Pakar Bersuara Keras Soal Kasus Pegawai Komdigi Lindungi Judol

Jakarta –

Kasus pegawai Komdigi untuk melindungi perjudian online menjadi sorotan banyak pihak. Sejumlah pakar digital pun berkomentar.

Sejauh ini, polisi telah menetapkan 16 tersangka, termasuk 11 pegawai Komdigi. Tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan lagi seiring dengan terus didalaminya kasus ini.

Banyak suara yang meminta Komdigi segera melakukan perbaikan. Bahkan pakar keamanan digital dan siber pun berbicara satu per satu. Permasalahan yang muncul ada jawabannya, kritiknya juga ada, namun para ahli ini banyak memberikan solusi konstruktif di Komdigi.

Seperti dihimpun ANBALI NEWSINET, berikut komentar dan sarannya.1. Presiden CISSReC Pratama Persadha: Komdigi tidak bisa sendirian

Presiden CISSReC Pratama Persadha menjelaskan sejumlah tugas yang akan diemban Menteri Komunikasi dan Teknologi Meutya Hafid seperti peraturan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), badan yang membawahi perlindungan data pribadi. data, dan mengenai perjudian online yang kini menjadi sorotan masyarakat.

“Apa yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Digital sebenarnya tidak bisa dilakukan sendiri, karena bisa melibatkan pihak lain. Oleh karena itu, saya menilai kerja sama yang dilakukan Menkominfo dengan beberapa pihak, termasuk praktik IT, akan sangat baik. . di masa depan.” Permasalahan yang terjadi di Indonesia sebenarnya bisa diselesaikan dengan baik, kata Pratama Kantor Komdigi.2. Pakar Forensik Digital Ruby Alamsyah: Hindari kejadian di masa depan

Sementara itu, pakar hukum digital Ruby Alamsyah mengapresiasi langkah cepat Meutya Hafid selaku Menteri Komunikasi dan Teknologi dalam memetakan dan menyelesaikan permasalahan di sektor digital.

“Beberapa langkah yang lebih tepat kedepannya. Contohnya kami para praktisi diajak untuk memberikan pendapatnya mengenai penyampaian solusi yang benar-benar solusi. Dan kami juga diajak untuk mengunjungi beberapa sistem yang ada di Komdigi dan memberikan pendapatnya, bagaimana caranya “Kedepannya akan lebih baik dan terhindar dari kejadian orang-orang sebelumnya,” kata Ruby dari Kantor Komdigi 3. Pakar keamanan siber Vaccinecom Alfons Tanujaya: Tanam pagar pangan.

Menurut pengamat keamanan siber dari Akuncom Alfons Tanujaya, kelemahan terbesar dalam pengamanan suatu sistem ada pada sisi manusianya. Oknum pegawai Komdigi yang seharusnya memblokir situs judi online malah menyalahgunakannya alih-alih menemukannya.

“Ini ibarat pagar yang memakan tanaman. Harusnya menjadi pelindung masyarakat, bukan memanfaatkan posisinya untuk kepentingan pribadi,” ujarnya kepada ANBALI NEWSINET.

Alfons memberikan saran kepada Komdigi untuk mengevaluasi log atau file dari sistem crawler. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa karyawan memiliki akses terhadap sistem ini. Alfons pun menyarankan agar kegiatan penjaringan ini dibuka kepada pemangku kepentingan.

Dengan demikian, kegiatan perayapan dan pemblokiran dilaporkan secara langsung sehingga masyarakat dapat melihat kerja Kominfo dan membantu memantau jika terjadi kebocoran atau kebocoran. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Indonesia Network Operators Group (IDNOG) terlibat aktif dalam sistem tersebut. pemblokir. Jadi itu pemeriksaan sistem,” sarannya. 4. Presiden PERATIN Kamilov Sagala: Orang yang serakah

Pengamat sekaligus Ketua Umum PERATIN (Persatuan Advokat Teknologi Informasi Indonesia) Kamilov Sagala menilai Komdigi lalai dalam pengawasan internal. Menurut dia, para pelaku jelas perlu persiapan jika sudah memiliki kantor sendiri.

Menurutnya, masuknya uang dari perjudian online misalnya, bisa ditelusuri dari perubahan gaya hidup karyawan. “Uangnya kemana, transfernya, yang ternyata ketahuan, di Ppatk misalnya. (Lalu) perkembangan penampilan para pegawai yang bekerja di sana, banyak perubahan gaya hidup, pakaiannya, mobilnya.” ungkap ANBALI NEWSINET.

Para pemain judi online bisa menyusup ke Komdigi dengan berbagai cara, misalnya dengan menjalin pertemanan atau melalui tender. Kamilov juga mengkritik karyawan tertentu yang tergoda oleh uang dan keserakahan. Padahal gajinya sudah besar.

“Gajinya kaya sekali, bagus sekali. Ini keinginannya, godaannya besar karena triliunan (transaksi),” imbuhnya.

Kamilov menyarankan agar Komdigi rutin merotasi staf, melakukan seleksi ketat terhadap staf untuk menghilangkan perjudian online, dan membawa banyak perbaikan. Selain itu juga diperlukan kerja sama antarlembaga yang lebih baik antara Komdigi, PPATK, Polri, dan Kejaksaan Agung. Saksikan video “Video: Staf Comdigi Ditangkap untuk Menangkap Taruhan Judol” (fay/asj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top