Jakarta –
Lebih dari 600 juta serangan terjadi setiap hari dan menargetkan individu, perusahaan, dan pemerintah. Mereka yang terlibat terbagi menjadi dua kelompok, yaitu penjahat dan pemerintah.
Informasi tersebut berasal dari Microsoft Defense Defense 2024. Dalam laporan setebal 110 halaman ini disebutkan bahwa pelaku serangan siber kini semakin canggih, baik dari kalangan pemerintah maupun penjahat.
Mereka menggunakan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan untuk meningkatkan efektivitas serangan mereka. Hal ini membuat serangan siber menjadi lebih kompleks dan sulit dikalahkan.
Namun terdapat fenomena lain yang sangat mengkhawatirkan, yaitu meningkatnya kerja sama antara kelompok peretas siber dan kelompok peretas yang didukung oleh pemerintah beberapa negara.
Kolaborasi ini menggabungkan berbagai teknik serangan dan perangkat lunak, serta mengaburkan batas antara serangan siber yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan finansial atau serangan siber terhadap pemerintah suatu negara, yang salah satunya bertujuan untuk mencuri informasi rahasia.
Pada saat yang sama, penyerang dunia maya dari beberapa negara memperluas serangan mereka secara online. Mereka mulai menargetkan serangan militer untuk mencuri informasi rahasia, seperti dilansir ANBALI NEWSINET Techspot, Senin (21/10/2024).
Misalnya, Rusia dikatakan menggunakan layanan outsourcing untuk melakukan serangan siber. Mereka disebut-sebut menggunakan jasa kelompok hacker untuk melakukan aktivitasnya, terutama yang ditujukan ke Ukraina. Salah satu contohnya adalah operasi sekelompok peretas yang mencuri setidaknya 50 peralatan militer Ukraina menggunakan malware komersial.
Sementara itu, peretas asal Iran mengaku punya cara lain, yakni menggabungkan serangan ransomware dengan aktivitas operasional. Mereka mencuri informasi dari situs kencan Israel, dan meminta untuk menghapus profil tertentu sebagai imbalannya.
Korea Utara juga muncul dalam laporan Microsoft, dan dikatakan bergabung dalam kancah ransomware. Peretas dari Korea Utara dikatakan telah menciptakan ransomware unik bernama FakePenny yang menargetkan perusahaan dirgantara dan kontraktor militer.
Menurut Microsoft, aktivitas peretasan dunia maya di Tiongkok telah berubah selama beberapa tahun terakhir. yaitu fokus Taiwan dan Asia Selatan.
Microsoft menekankan pentingnya kolaborasi untuk melawan ancaman ini. Mereka ingin meningkatkan kerja sama antara perusahaan publik dan swasta untuk meningkatkan keamanan siber di berbagai sektor masyarakat. Saksikan video “Temuan Pemerintah Tentang Peretasan PDNS” (asj/asj)