Jakarta –
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Garindra Hashim Johadikusumo membeberkan penyebab kebocoran pendapatan negara sebesar Rp 300 triliun. Menurut adik laki-laki Prabowo Subianto itu, tumpahan tersebut disebabkan oleh pengusaha yang tidak jujur di sektor kelapa sawit.
Hashim mengatakan para pengusaha kelapa sawit nakal ini telah menciptakan perkebunan kelapa sawit ilegal. Oleh karena itu, pajak atas kegiatan perkebunan tidak sampai ke kantong negara.
Jutaan hektar kawasan hutan ditempati oleh pengusaha perkebunan kelapa sawit ilegal. Mereka sudah diingatkan tapi belum membayar (pajak), kata Hashim saat berdiskusi ekonomi dengan pengusaha papan atas internasional. Di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Potensi penerimaan pajak yang tidak masuk ke kantong negara diperkirakan mencapai Rp300.000 miliar. Hashim mengatakan, pemerintah langsung mengumpulkan informasi tersebut.
“Kami punya data yang belum dibayarkan hingga Rp 300 triliun. Ini data yang dikumpulkan pemerintah,” ujarnya.
Hashim menjelaskan, saat ini pihaknya sudah mengantongi 300 nama perusahaan sawit nakal. Namun daftar ini akan ditelusuri lebih detail.
“Kami dapat menghasilkan Rp50 triliun per tahun dari tumpahan ini. Kami memperkirakan 9 juta anak dapat menerima makanan gratis dua kali sehari hanya dari satu tumpahan,” ujarnya.
Kebocoran anggaran menjadi salah satu isu yang kerap dilontarkan Prabowo Subianto saat kampanye pemilihan presiden (PilPress) 2014. Bahkan saat itu, Prabowo dipanggil Prabokor karena sering membahas kebocoran anggaran.
Hashim mengatakan, informasi tersebut diperoleh Prabowo dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panchaitan dan Kepala BKPK Muhammad Yusuf Athe dan dikonfirmasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Ini data yang diterima dari Pak Prabowo Luhut dkk (BKPK) dan dikonfirmasi dari LHK bahwa jutaan hektar lahan hutan telah ditempati oleh pengusaha perkebunan sawit nakal, ternyata sudah diperingatkan namun belum dibayar.” kata Hasyim.
Saksikan juga video “Belanja Negara RI 2023 Rp 2.979 T, Pendapatan Rp 2.382 T”:
(sst/hns)