Penjualan Mobil di Indonesia Lesu: Merek Tambah Banyak, Pasar Makin Kecil Jadi Rebutan

Jakarta –

Tahun 2024 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi produsen mobil Indonesia. Semakin banyak merek yang datang, namun pasarnya stagnan. Bahkan jumlahnya berkurang.

Dalam satu dekade, pasar mobil Indonesia di sektor roda empat tidak pernah melebihi satu juta unit. Bahkan dalam dua tahun terakhir belum mencapai level tersebut. Tahun ini Gekendo merevisi target pasar mobil Indonesia hanya mencapai 850 ribu unit.

Seiring dengan semakin mengecilnya pasar, banyak produsen yang mencoba menjual ke masyarakat Indonesia.

Hyundai termasuk salah satu yang serius berupaya menggarap pasar mobil Indonesia. Tahun ini masih merupakan musim yang penuh tantangan.

“Tahun 2024 pasarnya sangat menantang, lebih banyak dipengaruhi oleh faktor makro,” kata Direktur Pemasaran PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Budi Nor Makman saat ditemui di Sikarang, Jawa Barat.

Memang benar, pasar otomotif menghadapi tekanan ekonomi di tengah kenaikan suku bunga dan situasi global yang tidak menentu. Penjualan mobil sudah mengecewakan dibandingkan tahun lalu.

“Kondisi geopolitik yang kurang baik karena perang, berdampak pada suku bunga, juga berdampak negatif pada nilai tukar. Hal ini menyebabkan masyarakat berhati-hati dalam membelanjakan uangnya untuk membeli mobil.”

“Selain itu, beberapa pengguna kami jelas-jelas membeli mobil dengan fasilitas kredit. Jadi ketika mereka membeli mobil dengan fasilitas kredit, ada resiko saat bertransaksi, jadi ini adalah sesuatu yang tidak diminati pasar tahun ini, Meskipun kami sedang mengembangkan produk baru “banyak merek baru di Indonesia,” jelasnya.

Berdasarkan presentasi LPEM (Lembaga Ilmu Ekonomi dan Sosial) FEB UI baru-baru ini, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia sedikit meningkat menjadi 3,65 persen per tahun – masih dalam kelompok pendapatan menengah atas.

Sedikit peningkatan pendapatan per kapita disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi sekitar lima persen antara tahun 2015 dan 2022. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab penjualan mobil di Indonesia gagal mencapai angka satu juta unit.

Penjualan mobil tertinggi di Indonesia terjadi pada tahun 2013 yang mencapai 1.229.811 unit. Namun jumlah ini terus menurun pada tahun berikutnya, namun tetap pada level satu juta.

Ada faktor yang mendorong penjualan mobil di Indonesia mencapai 1,2 juta. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 sebesar 5,78 persen.

Setelah itu, hadirnya mobil LCGC mampu meningkatkan penjualan mobil di Indonesia hingga satu juta unit per tahun. Selama bertahun-tahun, LCGC selalu menjadi salah satu mobil terlaris.

Pasar mobil masih di level satu juta bahkan berkurang jika pemerintah tidak mengantisipasi pertumbuhan pasar tersebut. Bahkan, kolaborasi antara pemerintah dan produsen ini tercermin pada produk Low Cost Green Car (LCGC).

“Harus kita ingat, pasar berkembang karena dua hal, pertama pabrikan memperkenalkan produk baru, Avanza diperkenalkan oleh Toyota, pasar bertambah 400 ribu (unit). Pasar tumbuh pada 2012, pertumbuhan pasar Jika ada peraturan pemerintah di LCGC, dapat sejuta,” kata COO PT HMID Francisco Sorgiopanto bersamaan.

“Kalau dua ini tidak ada, bagaimana pasar Indonesia bisa berkembang. Para pemain tidak mau mengeluarkan produk baru, tidak ada peraturan pemerintah yang mendukungnya,” jelasnya.

2024 : 633.218 unit (Januari – September) 2023 : 1.005.802 unit 2022 : 1.048.040 unit 2021 : 887.202 unit 2020 : 532.407 unit 2019 : 12013 unit 308 unit 17 : 1.0 77.364 unit 2016: 1.062.694 unit 2015: 1.013.518 unit 2014: 1.208.019 unit 2013: 1.229.811 unit Simak video “Video: Hyundai Construction Seoul digerebek jaksa karena menyuap mantan Bupati Cirebon” (riar/din)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top