Jakarta –
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap sebesar 5,1% hingga berakhirnya pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 7-8%.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perekonomian Erlanga Hartarto menyatakan perkiraan IMF tidak memperhitungkan strategi pemerintahan baru dan program tingkat tinggi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
“(Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia) baru terbit, strategi (strategi dan program strategis) kita belum terbit,” kata Air Langa saat berbincang dengan wartawan di kantornya di Jakarta, Rabu (23 Oktober 2024).
Airlanga mengatakan, Pemerintahan Prabowa telah menyiapkan beberapa langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mulai dari mendorong ekspor, memperkuat cadangan devisa, hilirisasi, dan lain-lain.
Tentu kita bicara rencana jangka menengah, arahan presiden mendorong ekspor. Kedua, penguatan cadangan devisa, ketiga hilirisasi, keempat tentunya penelitian dan pengembangan (litbang) dan inovasi. Hal-hal yang akan terus kami kembangkan,” jelasnya.
Sebagai informasi, IMF sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2029 yakni pada periode terakhir pemerintahan Prabowo Subianto-Jabran Rakaboming Raka masih sebesar 5,1%.
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 juga diperkirakan akan berada atau tidak berubah sebesar 5 persen dibandingkan tahun lalu. Hal ini tertuang dalam World Economic Outlook edisi Oktober 2024, “Policy Pivot, Emerging Risks” yang berarti pergeseran kebijakan dan peningkatan risiko.
Bahkan, Prabowo berencana meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen dalam lima tahun ke depan. Ia sangat optimis tujuan tersebut akan tercapai.
“Saya targetkan 8 persen, kalau tidak mencapai 8 persen maka 7,5 persen, jika tidak mencapai 7,5 persen maka 7 persen. Kalau kita senang, kita menetap di 6%, lalu 5,3%, tidak apa-apa,” kata Prabhu di acara BNI. Pertemuan investor harian di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (9/10).
“Siapa tahu mungkin tidak 8%, tapi bagaimana kalau 9%? Anda tidak percaya, bukan? Apakah itu benar? Tunggu cerita pertandingannya,” imbuhnya. peserta.
(hns/hns)