Batavia –
Ekonomi digital kini telah menjadi penopang utama perekonomian Indonesia. Presiden Joko Widodo memperkirakan ekonomi digital akan tumbuh hingga $360 miliar pada tahun 2030.
Saya berbicara tentang potensi sumber daya digital dan Indonesia ke depan. Ekonomi digital akan meningkat empat kali lipat pada tahun 2030 dan USD 210-360 miliar atau perubahan Rp 5.800 triliun, kata Jokowi seperti dilansir pejabat sekretariat; Selasa (8/10/2024).
Hal ini mungkin tidak lepas dari pesatnya perkembangan teknologi, termasuk berkembangnya startup dan transformasi digital. Berdasarkan website Indonesiabaik.id, terdapat 2.562 startup di Indonesia per 11 Januari 2024. Tahun ini, Indonesia akan menduduki peringkat ke-2 skala Asia, dan peringkat ke-6 dunia.
Perkembangan Ekosistem Digital di Indonesia
Sebelum memasuki dunia digital, ekosistem keuangan di Indonesia didominasi oleh sektor tradisional. Namun kemunculan internet dan kemajuan teknologi informasi telah mulai mengubah ekosistem ini.
Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia semakin pesat pasca merebaknya pandemi COVID-19. Tidak dapat disangkal bahwa pandemi ini telah mengubah cara berpikir masyarakat mengenai penerapan revolusi digital di belahan dunia mana pun. Termasuk perubahan perilaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mulai masuk ke dunia.
Pandemi COVID-19 memunculkan inovasi-inovasi baru di berbagai sektor, seperti e-commerce, fintech, dan edtech. Berbagai platform digital kini memudahkan penggunanya berbelanja, mengelola bisnis dan layanan dengan cepat dan efisien.
Bank Indonesia dalam peluncuran resmi karya Presiden RI menyebutkan jumlah transaksi digital selama PSBB April 2020 mencapai 64,48 persen. Volume transaksi digital juga meningkat sebesar 37,35 persen year-on-year.
Sementara itu, hasil riset Google, Temasek, Bain & Company (2022) menunjukkan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2022 tercatat tertinggi di Asia Selatan, yakni sebesar $77 miliar. Nilai ini diperkirakan akan meningkat menjadi $130 miliar pada tahun 2025.
Pertumbuhan tersebut tidak lepas dari pertumbuhan akses internet di Indonesia yang didukung oleh Departemen Komunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi.
Dirjen Bakti Kominfo, Fadhilah Mathar mengatakan, membangun infrastruktur digital merupakan modal pertama untuk memberikan akses internet kepada semua orang agar tidak terjadi ruang terbuka, terutama di area baku, ruang depan dan luar.
Sejauh ini pihaknya telah menyediakan akses internet di 18.697 lokasi dan BTS over the air di 7.283 lokasi di seluruh Indonesia.
“Program digitalisasi yang kami upayakan tidak hanya berakhir pada pembangunan infrastruktur internet saja, namun dengan kualitas dan aksesibilitas layanan digital yang lebih baik di seluruh tanah air,” jelasnya.
“Melalui jaringan satelit, serat optik, dan Base Transceiver station (BTS) 4G, pemerintah berupaya memastikan setiap orang India merasakan manfaat kemajuan teknologi,” tambahnya.
Peran Ekonomi Digital dan Insentifnya untuk Masa Depan Indonesia
Kehadiran ekonomi digital dan startup akan membawa banyak manfaat bagi pembangunan Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan, di tengah ancaman resesi global, ekonomi digital menjadi salah satu yang bisa memberikan harapan.
“Sektor [red:digital] ini diperkirakan akan tumbuh,” ujarnya seperti dikutip CNBC Indonesia.
Senada, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan kemunculan ekonomi digital juga akan berdampak pada perkembangan perekonomian Indonesia. Tidak hanya dari sisi ekonomi, ekonomi digital mampu menciptakan tambahan 7 juta lapangan kerja pada tahun 2025. Dengan demikian, ekonomi digital akan memberikan fleksibilitas dan inklusi kepada kelompok rentan, khususnya UMKM.
Salah satunya terlihat dari ekonomi digital yang memperkaya UMKM, termasuk membuka akses pasar, meningkatkan inovasi dan kualitas produk, termasuk untuk pengelolaan dan bisnis UMKM yang baik, kata Antara.
Di sisi lain, kehadiran perusahaan rintisan atau startup di Indonesia dinilai penting sebagai mesin penggerak perekonomian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Perusahaan ini mempunyai kemampuan dalam menciptakan inovasi-inovasi yang akan mempengaruhi perkembangan dunia usaha di masa depan.
“Melalui tahap awal, mereka bisa mengalihkan pemikirannya ke solusi-solusi yang berdampak positif bagi masyarakat dan perekonomian,” kata Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Pelatihan Bisnis Kementerian Operasional Usaha Kecil dan Menengah, Christina Agustin.
Kehadiran ekonomi digital turut berkontribusi terhadap tren investasi di Indonesia. Melansir Antara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia menjadi target digital kedua yang menempatkan negaranya di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2023.
Sementara itu, investasi di sektor ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai $22 miliar pada tahun 2023.
“Dari sisi proyek investasi digital, kita negara tujuan investasi terbesar kedua sekitar 22 miliar dolar setelah Singapura. Singapura punya peluang karena terpecah, tapi Indonesia akan datang kepada kita pada 2023,” kata Airlangga.
Saksikan video “Kominfo Soroti Pentingnya UU Ekonomi Digital bagi UMKM Lokal” (ega/ega)