Jakarta –
Radang usus buntu atau appendicitis menjadi perhatian karena sering menyebabkan keadaan darurat medis. Kondisi ini terjadi ketika usus buntu membengkak dan meradang, sehingga dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani.
Menurut Klinik Cleveland, radang usus buntu adalah suatu kondisi di mana usus buntu mengalami peradangan. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri hebat pada perut bagian bawah.
Usus buntu adalah organ berbentuk tabung kecil seukuran jari yang menempel di ujung kanan bawah usus besar. Terkadang pergerakan tinja di usus besar dapat menghalangi atau memengaruhi usus buntu sehingga menyebabkan peradangan.
Peradangan ini menyebabkan usus buntu membengkak, dan jika peradangan semakin parah, usus buntu bisa pecah. Usus buntu yang pecah merupakan keadaan darurat medis karena bakteri dari usus dapat menyebar ke rongga perut dan menyebabkan infeksi yang disebut peritonitis.
Apendisitis akut terjadi antara usia 10-30 tahun dan lebih sering terjadi pada remaja. Meski anak kecil juga bisa mengalami hal ini. Sakit perut, mual, dan kehilangan nafsu makan adalah gejala radang usus buntu yang paling umum. Gejala-gejala ini seringkali mengikuti pola tertentu, sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi radang usus buntu.
Lokasi dan ukuran usus buntu membuatnya rentan terhadap penyumbatan dan infeksi. Usus besar adalah rumah bagi banyak bakteri, dan jika terlalu banyak bakteri yang masuk ke usus buntu, bakteri tersebut dapat tumbuh berlebihan dan menyebabkan infeksi.
Penyebab umum radang usus buntu, peradangan, penyumbatan, dan infeksi adalah: 1. Tinja yang keras
Kotoran, endapan tinja yang keras, disebut radang usus buntu atau appendicitis, bisa tersangkut di lubang usus buntu. Endapan ini dapat membawa bakteri dan menjebak bakteri yang sudah ada di lampiran.2. Hiperplasia limfoid
Sistem limfatik, bagian dari sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi dengan memproduksi dan mendistribusikan sel darah putih ke jaringan tubuh.
Meski infeksi awal terletak di tempat lain di tubuh, kondisi ini bisa menyebabkan jaringan limfoid di usus buntu membengkak. Peradangan pada jaringan ini dapat menyumbat usus buntu dan menyebabkan infeksi. Kolitis ulseratif
Peradangan pada usus besar, baik karena infeksi atau penyakit radang usus, dapat mempengaruhi usus buntu.
Infeksi atau peradangan ini dapat menyebar atau mengiritasi usus buntu sehingga menyebabkan radang usus buntu.4. Sejarah keluarga
Meski belum diketahui penyebab pastinya, riwayat penyakit usus buntu dalam keluarga juga meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi serupa.
Meskipun radang usus buntu sendiri tidak bersifat keturunan, faktor genetik diduga berperan dalam banyak mekanisme penyebab. Bahan makanan
Faktor makanan juga dikaitkan dengan risiko terjadinya radang usus buntu. Jarang sekali, biji-bijian atau kacang-kacangan yang tidak tercerna dilaporkan tersangkut di usus buntu dan menyebabkan peradangan.
Namun, secara umum konsumsi serat yang cukup diyakini dapat mengurangi risiko penyakit usus buntu. Tonton “Video: Pentingnya Pemeriksaan Jantung Secara Teratur” oleh Annisa Pohan