Jakarta –
Kontribusi produksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) terhadap ekspor masih kecil. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti mengatakan ekspor UMKM hanya menyumbang 11% dari total ekspor nasional.
Menurut Rohr, ekspor UMKM masih rendah karena rendahnya produktivitas dan perencanaan keuangan yang buruk. Hal ini juga menjadi perhatian pemerintah.
Kecilnya kontribusi UKM terhadap ekspor nasional tidak lepas dari permasalahan UKM Indonesia selama ini, yaitu rendahnya produktivitas, belum lengkapnya administrasi dan legitimasi usaha, serta buruknya manajemen dan perencanaan keuangan untuk menjamin keberlangsungan UKM tersebut, kata Roro. . Forum Dialog UKM Bantuan Perempuan Bidang Perdagangan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (11/05/2024).
Meski demikian, Roro mengatakan peran UKM dalam perekonomian Indonesia sangat besar, yakni sekitar 60,5% terhadap PDB. Sektor UKM mempekerjakan sekitar 97% angkatan kerja di negara ini.
“Juga berdasarkan peran perempuan di UMKM, dan ini data yang kami peroleh dari data Kadin Indonesia, peran ini sangat penting, karena pada tahun 2023 dari 66 juta 64,5 persen peserta UMKM atau 37 juta akan ada perempuan, jadi perempuan memegang peranan yang sangat penting,” jelasnya.
Kementerian Perdagangan berkomitmen membantu UKM meningkatkan ekspor. Roro mengatakan salah satu hal penting adalah mendorong ekspor UKM melalui kerja sama antar negara
“Cara kita meningkatkan ekspor ke luar negeri adalah bagaimana kita membantu menciptakan akses jaringan agar dunia usaha juga bisa berkembang. Lalu bagaimana kita memahami pasar luar negeri? Kita punya pusat promosi perdagangan Indonesia di luar negeri, salah satunya juga di Australia.” – dia menyimpulkan.
Tonton videonya: Menteri Maman mengatakan Kementerian UKM berkantor di gedung Smesco
(adalah / gbr.)