Mayora Ekspor 400.000 Produk Camilan ke 15 Negara, Nilainya Rp 15,7 M

Jakarta –

Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas 400.000 kontainer produk makanan olahan produksi PT Mayora Indah Tbk ke 15 negara di Afrika, Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan kawasan lainnya. Ekspor produk makanan ringan dilaporkan setara dengan $1 juta atau Rp 15,70 miliar.

Peluncuran ekspor tersebut berlangsung Selasa (5/11) lalu di Cikupa, Tangerang, Banten. Budi mengapresiasi konsistensi eksportir dalam mengekspor produk Indonesia. Apalagi, ekspor kali ini menyasar pasar negara tujuan ekspor nontradisional. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Perdagangan yang ingin memperluas pasar ekspor produk Indonesia.

“Perluasan pasar ekspor merupakan salah satu dari tiga program utama Kementerian Perdagangan. PT Mayora Indah Tbk telah memperluas ekspornya ke negara-negara yang pasar ekspornya non-tradisional. Tanah yang belum terjamah”, kata Budi pada Rabu (6/11/2024) dalam keterangannya yang dikutip.

Produk yang dilepas untuk ekspor kali ini antara lain makanan manis (confectionery) seperti biskuit, waffle dan permen, serta kopi instan. Kelima belas negara tujuan ekspor tersebut adalah Palestina, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, Mesir, Afrika Selatan, Madagaskar, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, Bangladesh, Armenia, dan Australia.

Budi menegaskan, kemampuan meningkatkan daya saing produk menjadi salah satu alasan utama penguasaan pasar di pasar dalam negeri dan pasar luar negeri. Ia mengingatkan, besarnya pasar dalam negeri harus menjadi motivasi bagi produk lokal untuk menguasai pasar di negaranya.

Kementerian Perdagangan terus mendukung badan usaha lokal untuk meningkatkan daya saingnya. Selain itu, Kementerian Perdagangan terus berupaya mengamankan pasar dalam negeri melalui instrumen perdagangan yang ada.

Budi berharap eksportir lebih memanfaatkan pasar non-tradisional yang dibuka melalui serangkaian perjanjian perdagangan antara Indonesia dan negara mitra. Tiga perjanjian perdagangan dengan Kanada, Peru dan Eurasia diperkirakan akan selesai dalam waktu dekat.

Terkait dukungan ekspor kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Kementerian Perdagangan mempunyai program UMKM Berani Berinovasi, Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). Program ini dimulai agar lebih banyak usaha kecil dan menengah memasuki pasar ekspor.

“Kami berterima kasih kepada Majora yang telah bekerja sama dengan petani kopi lokal dan menggunakan mesin lokal dalam proses produksinya. Kami berharap kolaborasi dan kerja sama seperti ini dapat terus berlanjut,” kata Budi.

Presiden PT Mayora Indah Tbk Andre Sukendra Atmadja mengatakan Mayora Group sebagai perusahaan Indonesia telah membuktikan produk Indonesia mampu bersaing di pasar global. Bahkan, sesuai dengan program pemerintah untuk terus menggalakkan promosi barang ekspor, Mayora Group hari ini melepas 400.000 kontainer ekspornya ke 15 negara secara bersamaan.

“Majora ingin membuktikan bahwa Indonesia tidak sekedar penjahit produk merek negara lain. Indonesia bisa membuat merek sendiri, produk sendiri, mengekspor dan menjadi pemimpin pasar di luar negeri. Misi kami adalah membuktikan bahwa produk dengan produk Indonesia Mereknya lebih bagus dan berkelas dunia sehingga bisa mengangkat harga diri Indonesia sendiri dan harkatnya di mata dunia,” ujarnya.

Meskipun terjadi perlambatan perekonomian global, permintaan global terhadap produk makanan olahan diperkirakan terus tumbuh positif sebesar 7,74% hingga tahun 2029, seiring dengan pertumbuhan populasi dunia. Besarnya pasar ini menjadi peluang besar bagi pelaku usaha makanan untuk berkembang. Di sisi lain, tren ekspor makanan olahan Indonesia meningkat sebesar 6,81% pada tahun 2019-2023.

Begitu pula dengan ekspor produk makanan olahan yang mencapai 3,6 miliar dolar pada Januari-Agustus 2024, atau meningkat 6,48% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Secara umum negara tujuan ekspor pangan olahan Indonesia adalah Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Selain itu, Amerika Serikat, Tiongkok, Arab Saudi, Jepang, dan Australia juga termasuk dalam 10 negara yang mengimpor produk pangan olahan ke Indonesia.

Saksikan juga videonya: IDI Minta Klarifikasi Unair soal Pemecatan Dekan FC

(memiliki / gambar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top