Emak-emak Curhat ke Menkomdigi: Suami Judol, Harta pun Ludes

Jakarta –

Bahaya perjudian online memang nyata. Di hadapan Menteri Komunikasi dan Digital (Mankomdigi) Muttya Hafid, para ibu-ibu menceritakan kisah sedih suami mereka yang berjudi online hingga terjual habis.

Kekhawatiran itu diungkapkan mereka saat Muttya melakukan kunjungan kerja ke Siliner, Jakarta Utara. Berdasarkan data PPATK, wilayah ini memiliki proporsi masyarakat yang melakukan perjudian online tertinggi, termasuk anak-anak.

“Akibat judi online, hp dan TVku mati semua. Aku terlilit hutang. Belum lagi online, aku juga dituduh berhutang ke bank. Bank yang mengedarkan (meminjam) namaku, aku harus menanggungnya.” malu dan hina dalam segala hal,” kata Noor yang suaminya kecanduan judi online, Selasa (11/12/2024).

Noor menduga suaminya ikut serta dalam permainan ilegal itu karena salah perusahaan. Melihat situasi saat ini, dia berharap suaminya segera sadar.

“Sejauh ini saya hanya berusaha bersabar,” ujarnya.

“Sudah berapa lama?” tanya Menkominfo Muttya.

“Sudah lama sekali, mungkin empat tahun,” kata Nur.

“Selamat menjadi wanita kuat Bu Noor,” jawab Muttya.

Nani juga mengungkapkan, suaminya juga kecanduan judi online sehingga membuat keluarga sengsara. Nani bercerita, awalnya ia mengira suaminya hanya main-main, namun ternyata ada unsur taruhan seperti judi.

“Katanya main biasa-biasa saja, untuk bersenang-senang, ternyata tidak seperti ini. Lalu ketika saya lihat, ada iklannya Bu Menteri, listriknya apa, saya paham itu perjudian,” kata Nani.

“Terus awalnya dia cuma dikasih kemenangan aja. Lama-lama dia kasih apa yang aku mau, terus (aku) punya anak kecil jadi akhirnya dia pinjam dataku. Tadinya aku diblacklist, aku pinjam dataku ke ke debt collector,” ujarnya.

Menteri Komunikasi dan Teknologi Muttiah mengatakan pemberantasan perjudian online tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja tetapi juga melibatkan seluruh masyarakat. Meutya terjun langsung ke masyarakat sebagai bagian dari sosialisasi bahaya perjudian online.

Ia mengatakan, alat inovatif yang dimiliki ComDigi tidak akan efektif tanpa peran komunitas.

“Saling mengingatkan, melihat ke kiri dan ke kanan. Jika Anda melihatnya mulai banyak khawatir dan selalu kekurangan uang, cobalah bertanya apa masalahnya dan saling mengingatkan. Ini adalah cara untuk peduli.” dia karena Biasanya orang yang terjebak justru menyerah dan mencari pertolongan karena “malu, malu. Tolong jangan menganggap ini sebagai sesuatu yang memalukan. Ini adalah penyakit yang harus kita lawan. Jangan sungkan lapor ke kami jika ada masalah,” tutupnya. Saksikan video “Video: ComDigi pecat 11 pegawai Judol ‘Bina’” (agt/agt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top