Kenapa Bukan ‘Tofiq’? Disinggung Dharma Pongrekun, Ini Asal-usul Nama COVID-19

Jakarta –

Tanggapan Calon Gubernur DKI Jakarta Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun terkait pandemi COVID-19 saat debat pembuka Pilkada DKI 2024.

Mulai dari istilah nama virus COVID hingga tes yang digunakan seperti tes reaksi berantai polimerase atau biasa disebut tes PCR. Dharma Pongrekun mengaku bingung kenapa nama pandemi COVID-19 menggunakan istilah bahasa Inggris.

“Kenapa tidak Tofiq? Kenapa pakai (istilah) COVID?” kata Dharma Pongrekun menjawab pertanyaan Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil. Lantas, dari mana asal nama COVID-19?

Dikutip dari GoodRx, COVID-19 adalah nama penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. COVID-19 merupakan akronim atau singkatan dari Corona Virus Disease 2019.

Pada tanggal 31 Desember 2019, pneumonia baru yang aneh dan tidak diketahui penyebabnya dilaporkan di Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Tiongkok. Klaster kasus ini awalnya muncul di Wuhan, sebuah kota di Provinsi Hubei, Tiongkok. Infeksi tersebut diketahui disebabkan oleh virus corona baru yang diberi nama “2019 novel coronavirus” (2019-nCoV).

Belakangan, virus ini berganti nama menjadi “severe akut pernafasan syndrome corona virus 2” atau SARS-CoV-2 oleh Komite Internasional Taksonomi Virus pada 11 Februari 2020. Dinamakan SARS-CoV-2 karena virus tersebut merupakan sepupu genetik. dari virus corona yang menyebabkan pandemi SARS (severeacute Respiratory SyndromeCoronavirus) pada tahun 2002 (SARS-CoV).

Menurut WHO, penyakit diberi nama untuk memungkinkan diskusi mengenai pencegahan, penyebaran, penularan, tingkat keparahan dan pengobatan penyakit. Setelah suatu penyakit diberi nama, penyakit tersebut secara resmi terdaftar dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD).

Pada konferensi pers tanggal 11 Februari 2020, WHO mengumumkan bahwa nama “COVID-19” didasarkan pada pedoman yang disepakati antara WHO, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Nama dan singkatan dipilih karena tidak mengacu pada lokasi geografis tertentu, hewan tertentu, atau kelompok orang tertentu. Namanya juga harus mudah diucapkan dan berhubungan dengan penyakitnya.

Simak video “Video Pongrekun Dharma Ditanya soal Covid-19: Saya Percaya Tuhan” (suc/up)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top