Jakarta –
Pemerintah Thailand mengatakan teknologi canggih berarti masalah orang-orang tanpa kewarganegaraan di sana dapat diselesaikan dengan cepat. Tanpa bantuan teknologi, proses pengumpulan data masyarakat bisa memakan waktu hingga 44 tahun.
Menurut Bangkok Post, juru bicara Kantor Perdana Menteri Jirayu Huangsap mengatakan Kabinet menyetujui usulan Dewan Keamanan Nasional (MKN) untuk mempersingkat proses memperoleh kewarganegaraan Thailand bagi 483.000 orang.
Menurut dia, yang melamar sejak 1992-2023 berjumlah 825.000 orang. Dari jumlah tersebut, 324.000 telah diberikan kewarganegaraan, 483.000 statusnya tidak jelas, dan cukup banyak yang meninggal selama proses peninjauan informasi yang panjang.
Jirayu mengatakan, dengan mengatasi kendala tersebut, prosesnya dapat dipercepat dengan menggunakan teknologi seperti pendataan digital dan sistem biometrik.
Berdasarkan laporan MKN, sisa 340.000 gelombang pertama telah menyelesaikan verifikasi identitas dan pendataan. Mereka menerima status penduduk tetap dan menunggu lima tahun lagi sebelum mengajukan permohonan kewarganegaraan Thailand. Hak-hak politik mereka, seperti hak untuk memilih dan mencalonkan diri, diberikan lima tahun setelah mereka diberikan kewarganegaraan.
Gelombang kedua terdiri dari sekitar 143.000 orang kelahiran Thailand dari anggota kelompok pertama.
Selain itu, tambah Jirayu, lebih dari satu juta orang, terutama etnis minoritas, telah diberikan kewarganegaraan Thailand.
Meskipun proses memperoleh kewarganegaraan di Thailand meningkat pesat, namun prosesnya juga semakin ketat. Ia menegaskan, pemerintah tidak akan memberikan kewarganegaraan kepada orang asing yang dianggap ‘mencurigakan’ atau terlibat dalam kegiatan kriminal. Simak video “Video: Samsung Galaxy Ring Dirilis di Indonesia, Begini Tampilannya” (Tanya/Tanya)