Jakarta –
Dibandingkan bisnis mainan lainnya, bisnis penjualan mini 4×4 di Indonesia khususnya merek Tamiya masih cukup menguntungkan dan stabil. Hal ini terlihat dari omzet hariannya yang bisa mencapai jutaan rupee.
Adit, salah satu dealer Tamiya di kawasan Blok M Square mengatakan, model Tamiya yang paling banyak diminati atau paling laris di pasaran saat ini adalah model rakitan sendiri atau modifikasi.
Karena mobil 4×4 yang dimodifikasi atau dibuat dari awal sering digunakan pada kompetisi atau kejuaraan balap Tamiya, dan di Indonesia sendiri terdapat dua kelas balap Tamiya yang dimodifikasi yaitu (IDC) Kelas Damping Indonesia dan STO (Standar Tamiya Original).
“Yang lebih laris sekarang itu IDC, kalau tidak STO. Jarang sekali yang beli boks standar, paling hanya sesekali,” kata Adit saat ditemui ANBALI NEWS di Blok M Square, Rabu (11/12/2024).
Adit menjelaskan, sebenarnya harga suku cadang atau spare part mini penggerak empat roda ini cukup terjangkau, umumnya berkisar antara puluhan hingga ratusan ribu. Jadi keuntungan dari penjualan tiap spare partnya tidak besar.
Misalnya saja harga rata-rata genset berpenggerak empat roda berkisar Rp 65.000. Lalu, satu set perlengkapan penggerak harganya sekitar 130.000 rupiah, dan bempernya sekitar puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung bahannya.
“Sebenarnya suku cadangnya tidak mahal, jadi anak SMA yang masih punya uang jajan juga bisa main. (Rakit Tamiya) suku cadangnya dicicil terlebih dahulu dan dipasang satu per satu,” kata Adit.
“Suku cadang yang paling mahal biasanya suku cadang STO. Ada bagian yang disebut nostell (bagian rangka Tamiya) yang (terbuat dari) karbon. jelasnya.
Adit mengatakan, di antara sekian banyak spare part Tamiya, gear mini 4WD ini yang paling laris. Pasalnya, suku cadang tersebut perlu diganti secara rutin atau sering dibandingkan suku cadang lainnya.
“Ada beberapa potong yang kami beli secara rutin. Misalnya kita pasti membeli roda gigi karena roda gigi tersebut selalu bergesekan sehingga haus. Kalau beli rutin, kebanyakan beli gear atau genset,” jelasnya.
Selain itu, Adit mengatakan bengkel yang dijalankannya meliputi jasa servis, fit-out, modifikasi, bahkan kendaraan hias Tamiya. Dengan cara ini, mereka bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan dari biaya layanan mereka.
Secara umum biaya servis gabus Tamiya sangat bervariasi. Misalnya saja biaya merakit Tamiya dari awal menjadi mini 4×4 lengkap mulai dari Rp 350.000 untuk grade IDO hingga Rp 1 juta untuk grade STO.
“Tergantung spesifikasi mobilnya, harga IDC sekitar Rp 350.000. Harga STO-nya bisa Rp 1 jutaan, awalnya oke. Yang ini sudah selesai seluruhnya (Tamiya dirakit),” jelasnya.
Lalu misalnya servis ban Tamiya atau servis mini 4×4 mulai Rp 100.000. Begitu pula dengan biaya pemasangan atau jasa suku cadang lainnya.
“Selain itu, dibutuhkan biaya sekitar Rs 1 lakh untuk memasang (memasang) ban dan kemudian menyeimbangkannya. Jadi biasanya para kompetitor (penggemar Tamiya yang rutin balapan) sudah punya ban dan ukurannya masing-masing (ban Tamiya), yang jadi pertanyaan adalah “Ban mana yang lebih disukai agar tidak melar seperti itu,” kata Ardit. .
Adit mengatakan, dari segi penjualan suku cadang dan jasa perakitan, tokonya bisa mencapai jutaan rupiah setiap harinya meski sibuk. Meski ia enggan menyebutkan secara spesifik angka omzet Tamiya.
“(Jual Tamiya) untung, meski suku cadangnya murah tetap ada untung. (Maks Rp 1 juta per hari?) Boleh, tapi tergantung harinya. Saat kita menjual, kita tidak bisa menentukan harga. “Ada batasan berapa banyak yang bisa kami dapatkan dalam sehari,” katanya.
“Biasanya kalau kejuaraan nasional (kejuaraan nasional) datang banyak orang yang datang untuk memasang atau membeli suku cadang,” tambah Adit.
Tonton juga videonya: Temui komunitas Surabaya Street Mini 4WD yang hobi bermain Tamiya
(FNL/FNL)