Bandung –
Kampung Pelangi sudah kehilangan harkat dan martabatnya. Kini keindahan desa warna-warni itu sudah mulai mekar kembali. Dengarkan ceritanya di bawah ini:
Kampung Pelangi telah kehilangan pamornya selama bertahun-tahun. Didesain sebagai desa wisata pada tahun 2018, namun setelah itu keindahan kawasan ini lambat laun memudar dan seolah terlupakan.
Secara resmi kawasan ini bernama Kampung Pelangi 200. Kawasan tersebut merupakan bagian dari Desa Dago di Kecamatan Koblong dan dipisahkan dari Desa Tsiumbuleut di Kecamatan Sidadap, Kota Bandung oleh Sungai Tsikapundung.
Bagi penduduk setempat, kawasan eksentrik dan eksotik ini hanya dikenal dengan nama Kampung Pelangi. Maklum, saat pertama kali didesain, lingkungan desa penuh warna dan menjadi daya tarik wisata untuk foto-foto keren di media sosial.
Letak rumah warga yang berdekatan dan hadirnya “100 anak tangga” semakin menambah eksotisme Kampong Pelangi. Desa ini disamakan dengan Favela Brasil karena deretan rumah yang bertengger di puncak bukit.
Seiring berjalannya waktu, reputasi Kampong Pelangi semakin melemah. Warna-warni cat yang menghiasi rumah warga juga kembali seperti semula, menunjukkan bahwa desa sudah identik dengan kawasan kumuh.
Namun kini Kampung Pelangi tampak kembali tersenyum. Banyaknya unggahan beberapa pembuat konten di media sosial memberikan harapan bagi warga setempat bahwa roda perekonomian daerah akan mulai berputar kembali.
Beberapa pekan terakhir, nama Kampung Pelangi selalu menyedot banyak perhatian di dunia maya. Kemudian beberapa orang menarik datang kesana dan tak ketinggalan mengabadikan momen perjalanan tersebut di jejaring sosial.
Pengunjung Kampung Pelangi mau tidak mau mengabadikan momen tersebut di media sosial. Ada juga yang sengaja ke kawasan ini saat lari pagi. Ada pula yang datang berkelompok untuk menikmati keindahan tempat ini dan mencari makan.
Alhasil, keadaan ini membawa berkah besar bagi masyarakat sekitar Kampung Pelangi yang selama ini bermatapencaharian dengan berjualan. Jagal Vasto (68) merasakan salah satunya di dekat Kampong Pelangi.
Alhamdulillah sekarang ramai lagi. Makanya Kampung Pelangi kembali viral dan banyak orang yang datang ke sini, ujarnya dalam wawancara dengan ANBALI NEWSJabar baru-baru ini.
Untuk menginjakkan kaki di Kampung Pelangi, traveler perlu berkendara menuju Jl Siliwangi, Bandung. Sebelum melintasi lampu lalu lintas atau lampu merah Ciumbuleuit, belok kanan menuju Gang Bapak Ehom yang terletak di dekat Teras Tsikapundung.
Setelah itu, jalan setapak akan menjadi satu-satunya jalan menuju Kampong Pelangi. Setelah berjalan sekitar 700 meter, kami turun dari jembatan dan sampai di Kampung Pelangi.
Bagi yang berminat, jalan pagi ke Kampung Pelangi cocok dilakukan. Meski berada di tengah kota Bandung, namun asrinya suasana gang menuju Kampung Pelangi sangat memanjakan mata pengunjung.
Saat kami memasuki Gang Bapak Ehom, kami langsung disambut oleh sebuah desa yang air irigasinya mengalir di bawahnya. Aliran airnya jauh dari kebisingan dan lalu lintas mobil, sehingga seolah membawa kita ke kawasan lain.
Setelah berjalan tidak lebih dari 10 menit, Anda bisa langsung melihat Kampung Pelangi. Apalagi saat ini, Sungai Tsikapun yang sedang surut kerap dimanfaatkan anak-anak setempat untuk bermain di tepi sungai.
Tidak hanya itu. Vasto bahkan mengatakan toko dagingnya menerima hingga 20 wanita pada minggu lalu. Mereka datang sengaja untuk berburu foto di Kampong Pelangi dan mengabadikannya di media sosial.
Bahkan, kedai bakso Wasto langsung ludes terjual. Selain itu, Wasto mematok harga hanya Rp7 ribu per porsi sate.
“Enaknya setiap hari dikemas. Jadi alhamdulillah laris manis,” ujarnya.
Vasto juga ingat, beberapa minggu lalu rombongan mahasiswa asal Malaysia berjumlah 30 orang datang ke sana. Mereka datang khusus karena mendapat undangan belajar membatik di Kampung Tjibarani, destinasi wisata tak jauh dari Kampong Pelangi.
Meski bukan warga Kampung Pelangi, Vasto sangat senang kawasan tersebut kini bangkit kembali dengan pariwisata.
Vasto pun berharap pemerintah setempat memberikan perhatian agar harkat dan martabat Kampung Pelangi kini bisa kembali bangkit.
“Saya dengar rumah warga akan diperbaiki, katanya akan dicat. Kemarin kepala desa dan akim kecamatan datang memeriksa. Saya yakin kami akan membantu. Biarkan mereka menempati kembali dan penjualnya juga akan diberkati, Kata Vasto yang harus menutup toko dagingnya. Sepertinya sedang sibuk.
——–
Artikel ini dimuat di ANBALI NEWSJabar.
Saksikan “Polisi kejar perampok lansia di Bandung Samsi Bandung” (wsw/wsw)