Jakarta –
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melarang pementasan Joged Tubung Jaruh, sebuah tarian erotis. Larangan ini diatur melalui Surat Edaran Gubernur Bali (SE) Nomor 18 Tahun 2024 berdasarkan kesepakatan dengan Dewan Kebudayaan Bali.
“Benar, (SE) menyasar banyak aparat, desa adat, kepala desa, bupati/wali kota. Kami bekerja sama untuk menghentikan jogging pornografi,” kata Gede Arya Sugiarta, Direktur Dinas Kebudayaan Bali, kepada ANBALI NEWSBali, Jumat (15/8). 11/2024).
Selain melarang pertunjukan dansa ballroom yang tidak normatif, Arya meminta penonton menghapus seluruh tayangan media sosial. Mantan Rektor ISI Denpasar ini menegaskan, pelarangan jogging erotis bertujuan untuk menjaga nilai luhur budaya Bali.
Diakui Arya, video Jaruh jogging masih banyak di media sosial. Ini bukan kali pertama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengeluarkan SE serupa. Di bawah kepemimpinan Gubernur Bali I Made Mangku Ikupka dan Wayan Koster, pementasan lawakan jaruh juga dilarang.
Arya berharap masyarakat Bali ikut menjaga citra positif Joged Tubung dengan tetap menjaga kesopanan saat menampilkan tariannya. “Mudah-mudahan mereka (penari) sadar karena kita semua bergerak,” tutupnya.
Penampilan Joged Tubung di Bali kerap menjadi sorotan. Maret lalu, video erotis jogging di atap menjadi viral. Penari menari di atas paha laki-laki dan menggoyangkan pinggang dan pahanya. Bahkan, seorang penari terlihat sedang memegang organ vital seorang pria.
Pementasan tari Joged Tubung Jaruh kembali muncul pada September lalu. Saat itu, penari tiang menjadi korban pelecehan publik. Seorang penari tradisional Bali dicium dari belakang dan diminta menerima uang Saweran dengan mulutnya.
Sebuah video perilaku tidak pantas seorang Pengibing (penonton penari Joged Tubung) terhadap seorang penari viral di media sosial. Dugaan penganiayaan tersebut terjadi saat Tigang Sasih, sebuah upacara peringatan bayi berusia tiga bulan, menurut tradisi Bali.
Berdasarkan video yang dilihat ANBALI NEWSBal pada 25 September, penonton tiba-tiba mencium penari tersebut dari belakang. Tiba-tiba ekspresi gembira penari itu berubah menjadi sedih. Dia tampak kesal dan marah sambil memegangi pipinya sebelum melanjutkan menari.
Namun penari tersebut juga diganggu oleh berbagai penonton pria. Pendamping akan memberikan penari tersebut uang sebesar 100.000 rupee. Namun pria tersebut memberikan Savera tersebut dengan cara menawarkan mulutnya dan berharap penari tersebut juga menerimanya dengan mulutnya.
Penari berbaju kebaya merah itu awalnya ingin mengambil uang itu dengan tangannya. Namun, rekannya mengundurkan diri. Penari pun memberikan kode dengan jari telunjuknya dan mengumumkan “Tidak”. Artikel ini dimuat di ANBALI NEWSbal
Saksikan video “Festival Tirta Gangga Tampilkan Parade Budaya Bali Timur” (sym/sym)