Jakarta –
Presiden Prabowo Subianto belum meluncurkan Daya Anagata Nusantara (Danantara), perusahaan manajemen investasi terbesar di Indonesia. Istana membeberkan alasan Prabowo tak mau buru-buru mengeluarkan Danatara.
Hassan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), mengatakan Prabowo berharap seluruh proses pembangunan Danantala tidak terburu-buru. Setiap orang harus berhati-hati untuk mendapatkan hasil yang baik.
“Proses ini harus dilakukan dulu, jadi tidak bisa terburu-buru. Jadi ya, kita harus melakukan proses itu terlebih dahulu dengan hati-hati dan penuh kehati-hatian agar bisa membuahkan hasil yang baik,” ujar Presiden Hassan Nasbi pada Musyawarah Pusat 2024 nanti .
Menurut Hassan, Ide membangun Dhanantara juga sempat disampaikan oleh Prabowo di hadapan para pejabat daerah. Ia mengatakan, Prabowo ingin menciptakan organisasi yang bisa mengintegrasikan seluruh aset perekonomian Indonesia.
Terakhir beliau bicara tentang ide pendirian, dan daripada pendirian, kami ingin mengkonsolidasikan seluruh aset perekonomian dalam satu organisasi bernama Daya Anagata Nusantara atau disingkat Danantara, kata Hassan Nasbi.
Hassan mengatakan Danantara akan menjadi operator besar seperti Temasek atau GIC Singapura. “Pengaturannya nanti pengelola besarnya, yaitu Temasek atau GIC Singapura,” ujarnya.
Muliaman Hadad, Kepala Badan Pengelola Investasi (BP) Danantara, sebelumnya mengatakan pemerintah akan merevisi Peraturan Umum (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres) untuk memajukan Danantara.
“Kita persiapkan semaksimal mungkin, sekaligus dua kali perubahan PP, nanti saya cek, sebenarnya itu dilakukan melalui perubahan PP dan perintah presiden,” kata Muliaman di Istana Kepresidenan. . Masalah di Jakarta.”
(hal/fdl)