Jakarta –
Pemerintah menghadapi tantangan global megatrend 2050 yang tentunya memerlukan cara dan strategi baru untuk membekali aparatur sipil negara (ASN) dengan kompetensi baru sejalan dengan kemajuan teknologi informasi. Namun kenyataannya, pengembangan keterampilan saat ini belum maksimal karena masing-masing otoritas masih melaksanakannya secara individu atau terfragmentasi, sehingga menimbulkan sistem ego di masing-masing otoritas.
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus menguasai kompetensi yang sesuai dengan kemajuan teknologi informasi. Penyebabnya adalah tantangan global dalam megatren 2050 yang harus diatasi.
Plt Kepala Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufiq mengatakan, pengembangan keterampilan saat ini belum maksimal dan banyak instansi yang melakukannya sendiri. Ia mengatakan, kolaborasi pembelajaran terpadu diperlukan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran pengembangan keterampilan ASN.
Lebih lanjut Muhammad Taufiq menjelaskan melalui ekosistem pembelajaran ini, pengembangan keterampilan dilakukan secara kolaboratif dan terpadu serta terfokus pada pembelajaran yang dapat mendorong inovasi. Ekosistem pembelajaran ini juga akan lebih fokus untuk memungkinkan pembelajar mengembangkan desain dan konten pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
“UU ASN telah menegaskan bahwa setiap ASN wajib mengembangkan keterampilan melalui pembelajaran kolaboratif dengan mengintegrasikan penyelenggara program pengembangan keterampilan baik dari pemerintah maupun swasta untuk menciptakan platform ekosistem digital untuk pengembangan keterampilan,” imbuhnya.
Ke depan, LAN akan berkolaborasi dan memperluas ekosistem pembelajaran, dimulai dari sisi penyedia yaitu penyedia pengembangan keterampilan baik dari sektor publik maupun swasta, dari sisi pengguna yaitu penyediaan akses layanan terpadu melalui platform pembelajaran, dan terakhir dari sisi sisi aktivasi – Halaman.
“Tahun depan LAN juga akan menyelenggarakan National Coach Network dimana lulusan Diklat Kepemimpinan Nasional Tingkat I dan Tingkat II serta para pemimpin dunia usaha akan menjadi pelatih bagi para ASN untuk menghadapi tantangan tahun 2050 dengan penuh optimisme,” tutupnya.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Rini Widyantini mengapresiasi LAN atas kolaborasi lintas sektoral dalam mengembangkan sistem pembelajaran terpadu guna percepatan dan peningkatan kapasitas ASN di tanah air.
Ia berharap melalui kegiatan NFLF ini, LAN dapat merancang manajemen pembelajaran yang inovatif dan berbasis teknologi untuk mencapai program prioritas pembangunan nasional. Selain itu pembelajaran ini dapat membentuk karakter dan budaya kerja ASN yang unggul, produktif, profesional dan berintegritas. “Forum ini dapat memperkuat dan menginisiasi program percontohan kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem pembelajaran inklusif dan berkelanjutan yang dapat diakses ASN di daerah terpencil,” harapnya.
Pada kesempatan ini, LAN juga memberikan penghargaan kepada lima instansi yang ditetapkan sebagai center of excelent dengan menyerahkan sertifikat pengakuan. Keputusan ini merupakan “sinyal awal” bagi pengelolaan pusat kompetensi yang juga merupakan bagian dari ekosistem pengembangan kompetensi ASN. Center of Excellence ini akan menjadi lembaga terdepan dalam pengembangan konten teknis untuk memenuhi kompetensi profesional dan prioritas nasional di bidangnya.
Kelima instansi tersebut adalah Pusdiklat Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pusdiklat Penanggulangan Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Pusdiklat Pertanian, dan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia Pertanian. . Badan Pembinaan di bawah Kementerian Pertanian, Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Acara diakhiri dengan talkshow bersama pakar narasumber, Kepala Pusat Pengembangan Program dan Kebijakan Pengembangan Keterampilan ASN Erna Irawati, Kepala Advokasi Kebijakan Tanoto Foundation Eddy Henry dan Ketua Pengarah Kelompok Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) melanjutkan. Yunus Triyonggo, Policy Lead Yayasan Pijar Anthony Marwan, CEO goKampus Lie Nathanael Santoso, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi ASN Kementerian Kesehatan Dwi Meilani dan dimoderatori oleh Nina Melinda.
Tonton juga video: ASN Jambi tunduk lelah usai ditangkap karena melecehkan siswa SMP ANBALI NEWSUpdate
(Baji/Baji)