Jakarta –
Kejahatan dunia maya (cybercrime) merupakan ancaman serius yang perlu mendapat perhatian dalam konteks meluasnya penggunaan teknologi digital. Serangan tersebut bisa menyasar beberapa sektor industri, termasuk perbankan. Tak terkecuali BRImo, aplikasi super dengan lebih dari 37,4 juta pengguna klien aktif.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha menjelaskan, banyaknya jumlah tersebut menjadi daya tarik bagi pelaku kejahatan siber untuk melakukan serangkaian kejahatan. Namun BRImo dapat dikatakan memiliki posisi yang kuat dalam menghadapi ancaman kejahatan siber. Hal ini tidak lepas dari upaya BRI yang menjadikan keamanan data dan uang nasabah sebagai prioritas.
“Permasalahan ini kami tanggapi dengan sangat-sangat serius untuk melindungi data dan uang nasabah BRI. Jelas kami memiliki kerangka acuan umum untuk keamanan siber,” kata Arga dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/11/2024).
Ia menambahkan, jika terjadi hal buruk, BRI telah menyiapkan serangkaian standar alat dan prosedur agar seluruh data nasabah terjamin keamanannya. Bahkan keamanan internal BRI juga berulang kali dibobol. Misalnya, BRI melakukan pemantauan angkutan barang.
Lebih lanjut Arga menjelaskan, ancaman siber dipantau 24/7 oleh Security Operations Center (SOC). Selain itu, BRI juga melakukan audit dan penilaian secara rutin dengan pihak ketiga dan rekanan.
“Itulah sebabnya kami terus memperkuat untuk melindungi data dan uang pelanggan. Banyak hal yang kami lakukan untuk melindungi aplikasi. Dengan aplikasi yang tertanam di ponsel, ada sejumlah perlindungan dengan cara kami menggunakan enkripsi untuk memastikan bahwa Aplikasi lebih aman digunakan pelanggan,” kata Arga.
Selain melakukan pengamanan khusus pada BRImo, BRI juga memberikan pengamanan pada sistem back-end. Arga mengatakan, pengamanan dilakukan secara menyeluruh dan menyeluruh, mulai dari jaringan, server, hingga data center, serta monitoring.
Selain itu, BRI juga bekerja sama dengan peneliti keamanan dan lembaga keamanan informasi yang profesional dan bonafide, yang memiliki pengalaman dan rekam jejak yang solid di bidang keamanan siber. Beragam upaya inilah yang menjadikan BRImo tetap tangguh dan aman dalam bertransaksi nasabah.
Meski demikian, Arga tetap menyarankan pelanggan untuk selalu berhati-hati agar tidak memberikan informasi pribadi. Misalnya nama pengguna, kata sandi, atau OTP.
“Kami berusaha melindunginya semaksimal mungkin, namun perangkat pelanggan bersifat pribadi. Oleh karena itu, kerahasiaan adalah komitmen kedua belah pihak, keamanan tidak bisa kita jaga tanpa kesadaran pelanggan, dinamika harus dijaga bersama,” kata Arga.
Lihat juga videonya: 103 WNA terlibat kejahatan dunia maya
(éga/éga)