Jakarta –
Pernikahan pasangan muda berpengaruh, Gus Zizan dan Kamila Asi Sifa kini menjadi sorotan. Diketahui, Gus Zizan kini berusia 19 tahun sedangkan Camila masih berusia 17 tahun.
Banyak orang mengira keduanya masih sangat muda. Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan, perkawinan hanya diperbolehkan jika seorang pria dan seorang wanita telah mencapai usia 19 tahun.
Bahkan Badan Nasional Kependudukan dan Peraturan Keluarga (BKKBN) mengungkapkan tren pernikahan dini mengalami penurunan signifikan dalam 10 tahun terakhir. Tadinya 40 orang per 1000 orang, kini menjadi 26 orang per seribu orang.
Meski jumlahnya menurun, BKKBN menilai angka 26 jiwa per 1.000 penduduk masih tergolong tinggi. Apalagi jika dikumpulkan dalam satu juta jiwa.
Terkait hal tersebut, Psikolog klinis Anastasia Sari Devi mengatakan, banyak faktor yang membuat seseorang memutuskan menikah di usia muda, bahkan di bawah umur.
“Di beberapa lingkungan dan budaya, banyak anak yang menikah pada usia 20 bahkan di bawah 19 tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pendidikan, kurangnya kesempatan kerja, dan terbatasnya pendidikan,” kata Anastasia saat dihubungi ANBALI NEWS, Rabu. (9). / 10/2024).
Hal ini membuat pandangannya terhadap kehidupan hanya sekolah, pernikahan, dan lain-lain. Oleh karena itu, pandangannya terhadap tahapan kehidupan saja tidak cukup, lanjutnya.
Berdasarkan pengalaman Anastasia menangani kasus ini, peran orang tua juga dapat mempengaruhi keputusan seorang anak untuk menikah di usia muda. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa anak itu sendiri akan menikah di usia muda.
“Orang tua juga bisa sedikit memberikan tekanan kepada anak karena berbagai alasan. Bisa karena pemahaman orang tua yang kurang, faktor ekonomi atau hal lainnya,” kata Anastasia.
Tapi ada juga yang datang dari masyarakat sendiri yang ingin menikah muda. Biasanya lewat pengaruh temannya, lanjutnya. Media sosial ibarat pedang bermata dua.
Di era modern ini, Anastasia tak menampik bahwa sedikit banyak konten di media sosial terkait pernikahan bisa mendorong seseorang untuk menikah di usia muda.
“Menurut saya, media sosial tentang pernikahan, tentang konsep hidup bersama, tentang konten seksual bisa mempengaruhi seseorang yang ingin menikah atau punya pasangan,” kata Anastasia.
Namun pada kenyataannya, motivasi tersebut belum lengkap, belum lengkap atau belum cukup kuat sebagai landasan sebuah rumah idaman. Oleh karena itu, masih dibatasi oleh alasan utama ingin memiliki pasangan, lanjutnya.
Di sisi lain, Anastasia banyak bertemu dengan orang-orang yang mengetahui konsep pernikahan melalui konten media sosial. Ia mengatakan, banyak artikel di media sosial yang juga mengajarkan tentang pernikahan.
“Banyak juga orang (di media sosial) yang berbincang dan berdebat tentang pentingnya persiapan sebelum menikah dan bahayanya pernikahan yang tidak siap,” tutupnya. Tonton video “Tips mencari ‘ahli perawatan kulit’ di media sosial” (dpy/up)