Sebesar Ini Biaya Kampanye Donald Trump dan Kamala Harris di Pilpres AS 2024

Jakarta –

Amerika Serikat (AS) tengah menggelar pemilihan presiden untuk menentukan siapa yang akan menjadi kepala negara selama empat tahun ke depan. Kandidatnya adalah Donald Trump dari Partai Republik dan Kamala Harris dari Partai Demokrat.

Hasil awal menunjukkan Trump unggul berdasarkan proyeksi media AS. Sejauh ini, Kamala Harris telah memperoleh 27 suara elektoral, sedangkan Donald Trump memperoleh 99 suara elektoral.

Selain itu, ternyata menjadi presiden Amerika membutuhkan biaya yang sangat besar, terutama untuk keperluan kampanye. Tak heran, baik Partai Demokrat yang mendukung Harris maupun Partai Republik yang mendukung Trump harus merogoh kocek hingga triliunan rupee.

CNBC TV18 memberitakan pada Rabu (11/6/2024) biaya pemilu presiden AS meningkat 115% antara tahun 2000 hingga 2024. Keadaan ini menunjukkan betapa persaingan untuk menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam semakin panas.

Berdasarkan data terakhir, belanja pemilu presiden tahun ini diperkirakan mencapai US$5,51 miliar atau Rp 87,36 triliun. Namun jumlah tersebut masih di bawah rekor biaya kampanye pemilu presiden sepanjang sejarah Amerika Serikat yang berlangsung pada tahun 2020 sebesar 7,72 miliar dolar atau setara Rp 122,4 triliun.

Meningkatnya biaya kampanye pemilu presiden AS antara lain disebabkan oleh pergeseran gaya hidup masyarakat ke platform digital, yang memungkinkan para kandidat menjangkau khalayak lebih luas, namun dengan biaya yang lebih tinggi.

Tahun ini, sebagian besar dana kampanye Kamal Harris dan Donald Trump berasal dari sumbangan politik dari berbagai sumber, termasuk Komite Aksi Politik (PAC), kampanye digital, dan penggalangan dana dari pejabat ternama AS.

Rinciannya, pada tahun 2024, kandidat dari Partai Demokrat Kamala Harris berhasil mengumpulkan lebih dari US$906 juta (Rp 14,36 triliun) per 30 September. Sebagian besar dana tersebut terkumpul berkat donatur kecil dan donatur besar yang telah mendukung kampanyenya sejak Biden meninggalkan jabatannya.

Kelompok luar kemudian menambahkan lagi $359 juta (Rs 6,26 triliun) ke dana kampanye Harris. Hal ini menjadikan total pendanaan lebih dari 1,27 miliar dolar (20,13 triliun rubel), dengan hampir 56% dana berasal dari sumbangan besar.

Sementara itu, Partai Republik yang dipimpin Donald Trump tercatat mengumpulkan lebih sedikit sumbangan kampanye. Tim kampanyenya berhasil mengumpulkan dana sebesar $367,1 juta (Rs 5,82 triliun), sedangkan kelompok luar menyumbang $572,8 juta (Rs 9,08 triliun).

Dengan demikian, total sumbangan yang diterima Trump hampir mencapai 940 juta dolar AS atau Rp 14,9 triliun. Namun dapat dikatakan bahwa Trump sangat bergantung pada sebagian besar pendukungnya yang kaya, dengan kontribusi besar yang mencakup lebih dari 68% dananya. (fdl/fdl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top